Menurut saya, dalam keadaan ekonomi growing, maka investasi ke saham akan memberikan expectation return yang tinggi
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Manajer Investasi (MI) Schroders Indonesia menilai investasi saham bisa menjadi opsi bagi investor untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi pada saat ekonomi domestik dan global mulai tumbuh.

Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi mengatakan guncangan akibat pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak negara mencapai level terendah dalam perekonomiannya dan saat ini perlahan perekonomian global mulai pulih dari pandemi dan bertumbuh.

Melihat perekonomian dunia akan terus naik, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve pun tentu akan menaikkan suku bunga acuannya.

"Kalau itu terjadi maka actually pertanyaan berikutnya ke mana you investasi. Menurut saya, dalam keadaan ekonomi growing, maka investasi ke saham akan memberikan expectation return yang tinggi. Ekspektasi orang, public company revenue dan profitnya naik," ujar Michael saat diskusi daring dengan awak media di Jakarta, Kamis.

Kendati demikian, lanjut Michael, industri mana saja yang akan bangkit, hal itu yang perlu diberikan edukasi kepada para investor terutama investor pemula yang kebanyakan dari kaum milenial dan generasi Z.

"Bahwa pertumbuhan ekonomi apalagi setelah krisis ini, tidak semua industri itu akan growing sama rata. Ada yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan industri lain," kata Michael.

Dia menambahkan apalagi saat ini muncul yang namanya the new economy seperti industri teknologi melalui marketplace atau lokapasar yang memungkinkan orang untuk melakukan berbagai macam transaksi secara daring.

"Orang sekarang ada kecenderungan karena gak tahu pandemi ini kapan berakhir dan orang sudah divaksin pun kemungkinan masih bisa kena, sehingga berbelanja belinya lewat marketplace. Logistik pun juga jadi penting. Itu yang harus kita lihat company-company dalam industri seperti itu," ujar Michael.

Michael pun meyakini investasi saham dalam periode tiga hingga lima tahun ke depan akan memiliki kinerja yang baik dan bisa menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor.

"Dalam 3 until 5 years, equity akan perform very well. Dan kita tahu, kalau bunga naik harga obligasi juga mengalami tekanan kan. Tapi tentu risikonya kita harus perhatiin, tidak semua orang bisa mengambil risiko yang cukup tinggi," kata Michael.

Baca juga: Investor ritel disarankan pahami risiko investasi di saham unicorn
Baca juga: Investor disarankan rasional dan tak ikut-ikutan dalam membeli saham
Baca juga: OJK: Investasi berkelanjutan semakin diminati pasar saat pandemi

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021