Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial (bansos) melalui program bantuan pangan non-tunai (BPNT) atau Kartu Sembako bagi 5,9 juta keluarga penerima manfaat (KPM) baru yang diusulkan pemerintah daerah mulai bulan September 2021.

"Program sembako untuk 5,9 juta KPM kita serahkan dari usulan pemerintah daerah, yang dialokasikan enam bulan dan rencananya diterimakan September 2021," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Tubagus Ahmad Chusni dalam dialog daring yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

Baca juga: Mensos Risma: 24,7 juta keluarga akan terima Program Sembako pada 2022

Tubagus mengatakan perpanjangan bansos tunai (BST) untuk masa PPKM telah didistribusikan dengan nilai bantuan Rp600.000 yang dirapel untuk dua bulan. Penyaluran BST telah mencapai 9,8 juta KPM.

Sementara 28,8 juta KPM yang terdiri atas 10 juta penerima bansos reguler Program Keluarga Harapan (PKH), 10 juga KPM BST dan 8,8 juta program BPNT/Kartu Sembako, telah diberikan bansos beras 10 kilogram per keluarga sekali salur.

Tak kalah pentingnya, kata Tubagus, pemerintah memberikan subsidi listrik diskon tarif 50 persen untuk pelanggan 450 volt Ampere (vA), dan diskon 25 persen untuk pelanggan 900vA dalam bentuk voucher, untuk pelanggan yang tercantum dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Selain untuk meringankan beban KPM yang terdampak pandemi, Tubagus mengharapkan pemberian bansos tunai dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: 18,8 juta penerima Kartu Sembako terima tambahan bantuan dua bulan

Baca juga: Komisi VIII DPR RI dukung perubahan sistem penyaluran bansos BPNT


Ia mengatakan ditinjau dari segi ekonomi makro, Indonesia telah mendapatkan angka pertumbuhan ekonomi yang baik di kuartal terakhir.

"Yang pasti kita menjaga daya beli KPM yang terdampak pandemi, juga tidak kalah penting, cepatnya penggunaan bantuan tersebut bisa meningkatkan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021