Sampit (ANTARA) - Pendistribusian bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dilakukan bertahap, karena terhambat sulitnya medan menuju desa-desa yang terendam banjir.

"Ada beberapa desa yang belum bisa kita jangkau untuk mendistribusikan bantuan, karena jalan putus dan arus deras. Yang cukup susah itu di Kecamatan Bukit Santuai dan Mentaya Hulu," kata Wakil Bupati Kotim Irawati di Sampit, Rabu.

Hingga kini banjir masih melanda kawasan utara, yakni Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang dan Mentaya Hulu. Saat ini banjir kiriman juga mulai melanda Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi.

Baca juga: Kotim salurkan beras sumbangan gotong royong untuk korban banjir

Sulitnya medan membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama instansi terkait harus berjuang keras mencapai desa-desa yang terendam banjir untuk mendistribusikan bantuan sembako.

Bantuan terpaksa didistribusikan bertahap sesuai kemampuan angkutan. Selain melalui jalur darat, bantuan juga didistribusikan melalui jalur sungai.

Irawati ikut turun membantu penyaluran bantuan dan mengantarkannya ke rumah-rumah warga yang masih digenangi air. Sebagian warga memilih bertahan di rumah mereka dengan membuat panggung di dalam rumah.

Irawati menyebut ada empat kecamatan yang cukup parah dilanda banjir, yaitu Bukit Santuai, Telaga Antang, Mentaya Hulu, dan Kota Besi.

Saat ini sudah ada 4.238 kepala keluarga yang terdampak banjir. Penambahan tersebut akibat banjir mulai melanda Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi serta meluasnya banjir di Kecamatan Mentaya Hulu.

Desa Hanjalipan tidak pernah luput dari banjir, karena desa ini menjadi pertemuan arus Sungai Tualan dan Sungai Mentaya. Jika di kawasan utara banjir, tidak lama kemudian desa ini akan terendam banjir juga.

Baca juga: Banjir di pedalaman Kotawaringin Timur Kalteng semakin tinggi

Baca juga: Ribuan hektare padi di Kotawaringin Timur gagal panen akibat banjir


Saat ini ada 303 kepala keluarga di Desa Hanjalipan terdampak banjir, karena hampir semua rumah warga berada di bantaran sungai, sehingga sangat mudah terendam ketika sungai meluap.

"Untuk mendistribusikan bantuan ke sejumlah desa yang sulit dijangkau, tim harus berkeliling melewati jalan perusahaan. Oleh karena itu, kami minta bantuan perusahaan. Perusahaan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi kendaraan, bahkan mereka membuka jalan agar kita mudah mencapai desa untuk mendistribusikan bantuan," kata Irawati.

Irawati memohon maaf atas keterbatasan pemerintah daerah. Namun, dia meyakinkan warga bahwa pemerintah daerah berusaha maksimal membantu masyarakat yang tertimpa musibah banjir ini.

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021