Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen
Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara menilai pelajar perlu dibekali pemahaman keuangan yang memadai, karena termasuk dalam kategori pelaku ekonomi yang sangat strategis dan jumlahnya besar yaitu sekitar 65 juta pelajar atau 25 persen dari total penduduk Indonesia.

"Selain itu survei OJK 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen," ujar Tirta dalam puncak KEJAR Prestasi Anak Indonesia (KREASI) dalam rangka Hari Indonesia Menabung tahun 2021 di Jakarta, Selasa.

Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58 persen, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76 persen.

Para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi, termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran influencer di media sosial.

"Oleh karena itu, gerakan menabung untuk pelajar merupakan hal yang sangat krusial," kata Tirta.

Baca juga: OJK canangkan sinergi aksi Indonesia menabung

Tirta menyampaikan OJK bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Agama (Kemenag), dan industri perbankan terus mendorong program peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi kelompok pelajar melalui Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).

Pada Agustus ini program tersebut dikemas dalam rangkaian kegiatan KEJAR Prestasi Anak Indonesia (KREASI) yang acara puncaknya digelar secara virtual pada Selasa ini dan diikuti 1.000 pelajar dari sejumlah sekolah di beberapa daerah.

Kegiatan KREASI yang berlangsung selama Agustus 2021 di seluruh wilayah Indonesia dengan tema ”Satu Rekening Satu Pelajar, Wujudkan Impian Anak Indonesia” dilakukan dalam berbagai bentuk pembukaan rekening, edukasi keuangan, dan sosialisasi Program Kejar sebanyak 504 kegiatan, webinar, dan perlombaan bagi pelajar.

Program KEJAR merupakan salah satu bentuk implementasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, yang memiliki tujuan agar setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening sehingga budaya menabung di Lembaga Jasa Keuangan (LJK) formal dapat dilakukan sejak dini.

Pemerintah juga telah mencanangkan Program Aksi Indonesia Menabung melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif sebagai langkah strategis yang memberikan manfaat yang besar dan mendorong masyarakat untuk menabung di lembaga jasa keuangan formal.

Pada tahun 2021 ditargetkan 70 persen pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan, dan data sampai dengan triwulan II 2021, tercatat sebanyak 40,8 juta (63,14 persen) pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan dengan total nominal sebesar Rp26,3 triliun.

Baca juga: Menko Perekonomian: Pelajar belajar atur keuangannya lewat menabung

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021