Perangkap jebak yang dipasang berupa kandang jebak, pemasangan dibantu oleh warga setempat
Lubuk Basung (ANTARA) - Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Sumatera Barat, memasang perangkap jebak untuk mengevakuasi beruang madu (Helarctos malayanus) dari kebun durian milik warga Jorong Pincuran Gadang, Nagari Bayur, Kecamatan Tanjungraya, Jumat. 

"Perangkap jebak yang dipasang berupa kandang jebak, pemasangan dibantu oleh warga setempat," kata Kepala Resor KSDA Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat.

Ia mengatakan kandang jebak dengan lebar 90 centimeter dan panjang 200 centimeter itu dipasang di lokasi ditemukan jejak durian dimakan satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Baca juga: Petugas konservasi menghalau beruang madu dari kebun warga di Agam

Kandang jebak itu diberi umpan berupa buah durian dan di lokasi juga dipasang tiga unit kamera jebak.

"Pemasangan kandang jebak itu dilakukan untuk beberapa hari ke depan," katanya.

Apabila tertangkap, tambahnya bakal diobservasi ke Kantor Resor KSDA Agam terkait penyebab dan melihat kondisi kesehatannya.

Setelah itu beruang madu akan dilepasliarkan ke kawasan konservasi apabila satwa itu sehat.

"Satwa itu bakal kita lepasliarkan apabila kondisi dalam keadaan sehat," katanya.

Baca juga: Kebun durian di Agam diusulkan jadi kawasan ekosistem esensial

Ia menambahkan pemasangan perangkap jebak itu dilakukan setelah satwa tersebut muncul beberapa kali di lahan perkebunan durian milik warga yang sedang berbuah.

Satwa itu masuk ke lokasi perkebunan diduga untuk mencari makan, karena durian warga sedang kondisi masak.

Seorang warga, Muhammad Aziz (40) menambahkan pihaknya takut keluar rumah untuk mencari durian di kebun setelah menemukan beruang madu itu.

"Saya ketemu langsung dengan beruang dengan jarak sekitar 10 meter pada Rabu (4/8) sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung lari karena takut diserang. Seluruh hasil panen durian dan peralatan lain saya tinggal di lokasi," katanya.

Baca juga: 426 hektare hutan Cagar Alam Maninjau dirambah untuk perkebunan

Biasanya, ia ke kebun durian hampir tiap hari sampai dini hari, karena lokasi ditemukan beruang itu buah durian cukup lebat.

Namun semenjak ditemukan, maka tidak pernah lagi ke lokasi kebun, karena tidak pernah menemukan beruang itu.

"Sudah 40 tahun usia saya, baru ini pertama saya menemukan beruang dan biasanya sering ke kebun yang tidak ada orangnya," katanya.

Baca juga: Ratusan petani KJA bersihkan Danau Maninjau kurangi pencemaran


 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021