Kalau yang sudah matang dan sudah bisa berpikir logis, maka paparkan dengan data dan fakta. Tapi kalau masih menggunakan sisi emosinya, paparkan dengan emosional, tentu tidak menggurui ya
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak dr. Yulianto Santoso Kurniawan, Sp.A mengatakan orang tua harus dapat melakukan komunikasi sesuai dengan kepribadian anak soal vaksin agar tidak panik.

“Memang tergantung papa dan mama anaknya tipe yang mana. Kalau yang sudah matang dan sudah bisa berpikir logis, maka paparkan dengan data dan fakta. Tapi kalau masih menggunakan sisi emosinya, paparkan dengan emosional, tentu tidak menggurui ya,” kata Yulianto dalam bincang-bincang soal Pencegahan dan Vaksin COVID-19 Pada Anak secara daring di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan kerangka berpikir anak remaja pada umumnya belum berjalan secara sempurna, sehingga membutuhkan penyesuaian melalui komunikasi.

Menurut Yulianto, orang tua dapat memberikan informasi menggunakan grafis atau ilustrasi dari situs atau data resmi yang menyatakan anak remaja masih bisa terkena COVID-19, jika memang mereka sudah dapat berpikir logis. 

Baca juga: Reisa sampaikan edukasi hingga efikasi vaksin di Hari Anak Nasional

Sedangkan untuk anak yang lebih memiliki sisi emosional, ia mengatakan orang tua dapat memberikan pengertian berupa gambaran bagaimana bila anak harus hidup terpisah dengan keluarganya saat harus menjalankan isolasi mandiri atau perawatan ketika terkena COVID-19. 

“Kalau dia panik kasih pengertian beserta solusinya. Kalau anak kita tipe cuek nih, kita harus 'naikkan tingkat bahaya' COVID-19, misalnya banyak yang 12 sampai 17 tahun kena, jadi dia tahu,” kata dia menjelaskan soal memberikan pemahaman yang sesuai pada sikap anak menanggapi keadaan COVID-19.

Spesialis Perlindungan Anak Wahana Visi Indonesia (WVI) Nelly Sembiring mengatakan penting bagi orang tua untuk melakukan komunikasi terkait vaksinasi pada anak tidak dalam bentuk satu arah saja.

“Jadi kalau bicara satu topik terkait dengan parenting ini prinsip yang ingin saya sampaikan adalah komunikasi itu ya. Komunikasi informasi yang tepat, dan tidak satu arah saja,” kata dia.

Nelly mengatakan orang tua dan anak harus sama-sama berbagi informasi terbaru dari keadaan COVID-19 saat ini, yang harus dikomunikasikan dengan cara yang baik dan benar.

Menurut dia, orang tua juga perlu mengetahui sejauh mana seorang anak telah mengetahui dan mendapatkan informasi terkait dengan keadaan COVID-19 saat ini, untuk terhindar dari hoaks yang tengah beredar di masyarakat.

Baca juga: HAN 2021, saatnya lindungi anak dari COVID-19 lewat vaksinasi
Baca juga: Kasatgas COVID-19 apresiasi anak-anak ikut vaksinasi di Gambir


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021