Tidak akan berkurang dari target 600.000 ha
Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menurunkan target rehabilitasi mangrove untuk tahun ini menjadi sekitar 33.000 hektare (ha) dari target semula 83.000 ha.

Dalam diskusi virtual yang dipantau dari Jakarta pada Senin, Kepala Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Sumatera BRGM Onesimus Patiung menjelaskan bahwa terdapat total target 600.000 ha lahan mangrove yang harus direhabilitasi BRGM sampai 2024.

Untuk 2021, BRGM menargetkan akan melakukan rehabilitasi terhadap 83.000 ha di sembilan provinsi wilayah kerjanya.

"Target 83.000 ha ini saat ini juga tidak bisa kami kejar. Kenapa tidak bisa terkejar? Karena tadi datanya belum klop, yang kemudian waktunya juga tidak cukup dan adanya kepentingan negara saat ini bahwa luasan kami akan dihilangkan kurang lebih 50.000 ha," jelas Onesimus.

Baca juga: BRGM tingkatkan partisipasi warga dalam rehabilitasi kawasan mangrove

Baca juga: BKSDA Jakarta: Keluarga berperan berikan kesadaran pentingnya mangrove


Pengurangan target tersebut dilakukan karena pemerintah fokus terhadap penanganan COVID-19 sehingga anggaran mengalami realokasi untuk mengatasi pandemi.

"Sehingga target kami saat ini adalah 33.000 ha, artinya target kami tahun depan sampai dengan 2024 ini akan semakin besar karena kami tidak akan berkurang dari target 600.000 ha," tegasnya.

Dalam kesempatan itu dia juga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia. Dengan dari 16,53 juta ha hutan mangrove dunia sekitar 20 persen atau 3,31 juta ha di antaranya berada di Indonesia.

Mangrove yang memiliki kondisi baik di Indonesia adalah sekitar 2,67 juta ha dan yang berada di kondisi kritis adalah sekitar 637.624 ha.

Rinciannya lahan mangrove dengan status kritis yang berada di dalam kawasan lindung adalah sekitar 460.244 ha sementara di luar kawasan atau area penggunaan lain yang memiliki status kritis adalah 177.380 ha.

Baca juga: Luhut terus dorong pendanaan baru mitigasi bencana perubahan iklim

Baca juga: KEHATI: Rehabilitasi ekosistem mangrove mesti melibatkan masyarakat

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021