Pemalang (ANTARA News) - Jenazah terakhir korban tabrakan kereta api di Petarukan,yaitu, Sriningsih (34), asal  Payakumbuh, Sumatera Barat, yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah "Dr. Ashari", Senin, dibawa pulang keluarga dari RSUD Dr Ashari.

Jaslinur (70), ayah Sriningsih, di Pemalang, Senin,  membenarkan bahwa jenazah di kamar mayat rumah sakit itu adalah anaknya.Ia mengaku mengenal secara baik ciri fisik, pakaian, dan perhiasan yang dikenakan korban.

Ciri fisik anaknya itu, katanya, antara lain kulit kuning, tinggi sekitar 155 centimeter, perhiasan yang dikenakan berupa cincin dan dua gelang perak, sedangkan pakaian berupa celana jeans dan baju warna hitam.

Ia mengaku, datang dari Sumatera Barat bersama anak tertuanya, Jepris (42), menggunakan pesawat terbang dengan mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang, kemudian ke Pemalang dijemput di stasiun setempat oleh Direktur RSUD "Dr. Ashari" Pemalang, dr. Humartono.

Rencananya, katanya, pihak keluarga akan membawa jenazah itu menggunakan mobil ambulans dari Pemalang hingga Jakarta untuk selanjutnya menggunakan pesawat kargo menuju Sumatera Barat.

Semua biaya, katanya, ditanggung oleh pihak PT Kereta Api Indoensia.

Keluarga di kampung halaman, katanya, mengetahui anaknya itu salah satu korban tabrakan KA dari tayangan televisi, sedangkan keluarga di Jakarta juga menelepon dan memberitahu bahwa Sriningsih salah satu penumpang kereta nahas itu.

Ia mengatakan, sebelum Sriningsih berangkat dari Jakarta menuju Pekalongan bersama pimpinan kantor tempatnya bekerja, Yunita (korban selamat), sempat menelepon dirinya untuk memberitahukan musibah itu.

Jaslinur mengatakan biasanya Sri menelepon ibunya. "Tetapi kali ini saya yang dihubungi dan Sri bilang mau pergi. Itu kontak terakhir dengan kami," katanya.

Humartono mengatakan, keluarga Sriningsih tiba di rumah sakit setempat pukul 01.58 WIB dan langsung menuju kamar mayat untuk melihat jenazah korban itu.

Pihak keluarga, katanya, langsung bisa mengenali bahwa korban adalah Sriningsih antara lain setelah melihat pakaian dan perhiasan.

Setelah selama sekitar 10 menit Jaslinur memastikan jenazah itu, katanya, dia kemudian keluar kamar mayat lalu berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan PT KAI untuk membahas pemulangan jenazah.

Pihaknya, katanya, mengizinkan pihak keluarga membawa pulang jenazah tersebut sesuai dengan ketentuan.

"Rencananya jenazah diterbangkan ke Sumatera Barat dengan menggunakan pesawat kargo melalui Jakarta," katanya.
(ANT235*M029/M028)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010