Denpasar (ANTARA News)- Selama empat hari terakhir ratusan warga dari golongan duafa berdatangan ke Masjid Raya Ukhuwah di Jalan Kalimantan guna mencari uang sedekah yang dibagikan oleh pengusaha keturunan Arab.

"Saya ini jamaah Arab, setiap tahun pada bulan ramadan saya selalu datang ke Bali mencari sedekah uang, " aku Jamilah (50), wanita asal Tuban, Jawa Timur saat menunggu pembagian amplop oleh takmir masjid, Selasa.

Ditemami keponakan laki lakinya, Jamilah jauh jauh datang ke Bali hanya untuk mendapat berkah ramadan sebagai bekal untuk berlebaran di kampungnya.

"Ramadan tahun lalu alhamdulillah saya mendapat uang hingga Rp350 ribu makanya sekarang datang lagi ke Bali, ya mudah mudahan dapat tambahan rejeki," aku wanita bertubuh mungil ini.

Hal sama disampaikan Sapuah, (80) janda asal Kabupaten Jembrana, ini sejak kemarin sedikit kesal karena sudah menunggu sejak pagi hingga sore ternyata belum mendapat sedekah ramadan.

"Katanya orang yang membagikan sedekah sedang sakit, ya harus tetap menunggu sebelum mendapat sedekah saya belum mau pulang ke Negara," kata Sapuah yang juga mengaku sebagai jamaah Arab ini.

Selain Jamilah dan Sapuah, masih banyak warga kurang mampu lainnya yang berharap mendapat sedekah uang ramadan dari pengusaha yang bermukim di Kampung Arab Denpasar itu. Bersama beberapa orang tua tetangganya naik bus pergi ke Denpasar hanya untuk mencari sedekah ramadan.

Sembari mengajak anak anak, tak sedikit warga mulai para janda, anak yatim dan mereka yang berusia lanjut terus memadati areal Masjid yang dibangun tahun 1911 oleh saudagar keturunan Arab kala itu.

Dengan berbekal KTP dan menjadi anggota jamaah Arab, mereka berhak mendapatkan sedekah yang diberikan lewat amplop berisi uang. Tak heran saat pembagian amplop tersebut kerap terjadi desak desakan karena banyaknya warga yang ingin mendapat uang.

"Besaran amplopnya antara Rp50 ribu dan Rp100 ribu, " kata H Muhammad Hadi, takmir Masjid setempat. Sebenarnya, cara bersedekah dengan membagikan uang secara langsung kepada warga itu bisa memunculkan kerawanan sosial.

Hanya saja, sambung Hadi, karena yang menitipkan uang sedekah konon besarnya hingga Rp40 juta itu meminta dibagikan langsung ke warga duafa sehingga pihaknya hanya bisa menjalankan amanat tersebut.
(ANT/A038)



Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010