Makassar (ANTARA News) - Polisi Resort Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dinilai lambat dalam meredam rentetan aksi-aksi kekerasan yang terjadi di daerah tersebut pasca pemilihan kepala daerah, 23 Juni lalu.

"Sampai saat ini Polres belum menangkap satu pun pelaku kerusuhan disana, padahal sudah lewat dari batas waktu yang diberikan," kata Ketua Komisi A DPRD Sulsel, Tenri Olle Yasin Limpo di Makassar, Selasa.

Ia mengemukakan, rentetan aksi anarkis mulai dari penyerangan kantor pemerintahan sampai pembakaran kendaraan warga sangat, sudah sangat meresahkan warga Gowa.

"Sekali lagi kita berikan kesempatan kepada Polres Gowa untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan fungsinya untuk meredam dan menghentikan aksi-aksi kekerasan disana," jelasnya.

Jika situasi tersebut terulang lagi, lanjutnya, Komisi A akan melakukan rapat dengar pendapat dengan Polda Sulselbar terkait kebijakan pengamanan di bumi "Gowa Bersejarah".

Seharusnya, kata Tenry yang juga Ketua DPD II Golkar Gowa, setelah sengketa Pilkada sudah masuk dalam ranah hukum pasca putusan Mahkamah Konstitusi, maka Polres harus menjaga dan mengamankan setiap titik agar tidak terjadi aksi kekerasan.

"Pembakaran kantor Golkar sudah lewat satu bulan, namun belum ada hasilnya. Kalau soal penyerangan gedung Muhammadiyah saya belum mau berkomentar karena saya tidak ada disini waktu itu," ucap Tenry.

Dalam dua bulan terakhir, terdapat enam aksi kekerasan yang terjadi di Gowa antara lain , 1 Agustus terjadi pembakaran Kantor Lurah Katangka, Kecamatan Somba Opu.

Disaat yang hampir bersamaan juga ditemukan bom molotov yang belum sempat terbakar di Kantor Lurah Paccinongan dan Kantor Lurah Pandang-pandang.

Kemudian, 11 Agustus, terjadi percobaan pembakaran bus angkutan pegawai DD 7001 B yang terparkir di kantor Bupati Gowa oleh orang tidak dikenal.

Selanjutnya, 13 Agustus, bus sekolah milik Dishubkominfo Gowa yang terparkir di Terminal Cappa Bungaya, Kecamatan Pallangga, diduga dibakar yang mengakibatkan satu unit bus DD 7549 B hangus terbakar.

Sementara, kantor Golkar Gowa diduga dibakar yang menyebabkan sejumlah inventaris kantor rusak parah pada 25 Agustus.

Pada 21 September terjadi bentrokan di depan Kantor Bupati Gowa, serta yang paling baru adalah penyerangan dan perusakan Gedung Dakwah Muhammadiyah pada 25 September.

Disinyalir, aksi kerusuhan Gowa melibatkan para pendukung bupati terpilih Ichsan Yasin Limpo-Abdul Razak Badjidu dan rivalnya Andi Maddusila Idjo-Jamaluddin Rustam yang memprotes keras dugaan ijazah palsu Ichsan.  (ANT-099/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010