Penerapan tanda tangan elektronik, pelayanan yang cepat, 'Service Level Agreement (SLA) selama enam jam dan khusus bumbu selama tiga jam
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan pelayanan kebutuhan impor pangan olahan Indonesia sudah bisa dilakukan maksimal selama tiga hingga enam jam melalui fasilitas layanan dalam jaringan (daring).

"Penerapan tanda tangan elektronik, pelayanan yang cepat, 'Service Level Agreement (SLA) selama enam jam dan khusus bumbu selama tiga jam," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam dalam peluncuran "Indonesian Spice Up The World" dalam rangka Peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia Tahun 2021 yang tayangkan secara virtual dan dipantau di Jakarta, Selasa.

Untuk kemudahan proses registrasi, kata dia, BPOM melakukan beberapa inovasi registrasi online, perluasan jalur registrasi melalui notifikasi, serta kemudahan dalam berkonsultasi.

Salah satunya yang paling terbaru yaitu adanya Rumah Informasi Registrasi Pangan Olahan yang dapat diakses melalui situs http://registrasipangan.pom.go.id/rumahRPO/.

Menurut dia pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses informasi seputar registrasi pangan olahan dan bisa langsung melakukan simulasi untuk registrasi.

Badan POM juga memberikan kemudahan ekspor dengan pengajuan Surat Keterangan Ekspor (SKE) online melalui e-bpom.pom.go.id.

Dalam layanan tersebut, BPOM juga memfasilitasi Export Consultation Desk (ECD), dan layanan konsultasi lainnya yang dapat diakses melalui email, WhatsApp, dan telepon.

Bagi pelaku usaha yang akan melakukan ekspor produk, kata Penny, selain didampingi dalam pemenuhan persyaratan ekspor, juga difasilitasi untuk mendapatkan konsumen potensial melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Pada kesempatan ini, BPOM menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta BPOM dengan Radio Republik Indonesia.

“Kami menyambut baik penandatanganan kesepakatan bersama ini untuk saling bersinergi mendukung peningkatan daya saing UMKM melalui program-program pemberdayaan UMKM pangan olahan, salah satunya pelatihan fasilitator dari Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kementerian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,” katanya.

Dalam agenda tersebut, Penny berkesempatan menyerahkan 35 Nomor Izin Edar (NIE) dan Sertifikat CPPOB kepada UMKM binaan Kementerian Koperasi dan UKM serta BPOM.

Peserta juga diajak mengikuti dialog dengan tema “Badan POM Mendukung Spice Up The World Mendorong UMKM Go Export” yang bertujuan mensinergikan dukungan terhadap peningkatan daya saing UMKM.

Badan POM juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah serta pelaku usaha yang telah mengimplementasikan keamanan pangan dengan baik.

Piagam penghargaan diserahkan kepada pemenang lomba Desa Pangan Aman dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas Tahun 2020, yakni Desa Panggungharjo di Bantul Yogyakarta, Desa Bukit Intan Makmur di Rokan Hulu Riau, dan Desa Batu Ampar di Kepahiang Bengkulu.

Kemudian Pemenang Lomba Pasar Pangan Aman berbasis komunitas adalah Pasar Sumpang Minanggae di Pare-Pare Sulawesi Selatan, Pasar Gentan di Sleman Yogyakarta, dan Pasar Tani di Bandar Lampung.

Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kata Penny, berbagi tanggung jawab memastikan keamanan pangan di setiap titik rantai pangan.

“Mari kita ambil momentum World Food Safety Day untuk menginspirasi dan menguatkan komitmen dalam mengawal dan mewujudkan keamanan pangan, serta meningkatkan kualitas produk pangan Indonesia sehingga dapat bersaing di luar negeri,” demikian Penny K Lukito.

Baca juga: BPOM permudah izin edar produk impor yang dibutuhkan di perbatasan

Baca juga: BPOM temukan produk impor ilegal Rp146,88 miliar

Baca juga: BPOM tetap periksa kehalalan produk impor

Baca juga: BPOM Sita Makanan Asal China, Malaysia

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021