dapat mempersingkat waktu dan jarak tempuh bagi warga di dua provinsi yang dipisahkan Sungai Ciliwung itu
Jakarta (ANTARA) - Warga di perbatasan Jakarta Selatan dan Depok, Jawa Barat, mengharapkan jembatan gantung yang menghubungkan Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa dengan Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis dapat segera diperbaiki untuk menghindari kecelakaan.

"Apa boleh buat, sebenarnya takut, karena sudah goyang, sudah lapuk," kata warga Depok, Abdul yang sehari-hari memanfaatkan jembatan itu untuk bekerja di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Kamis.

Baca juga: Perobohan Jembatan Kota Paris sedang dikaji

Menurut dia, jembatan gantung dengan panjang sekitar 100 meter dan lebar satu meter itu menjadi jembatan penyeberangan alternatif karena dapat mempersingkat waktu dan jarak tempuh bagi warga di dua provinsi yang dipisahkan Sungai Ciliwung itu.

Sejatinya, sudah ada jembatan penghubung yang dibangun permanen yakni Jembatan Tonjong namun ia memilih menyeberang di jembatan yang berada di RT12/RW 02 melalui Jalan Gardu, Srengseng Sawah itu.

Alasannya, karena harus memutar jika melewati jembatan Tonjong sehingga jarak tempuh menjadi lebih jauh dan tentunya membutuhkan waktu lebih lama.

Baca juga: DKI Jakarta berencana bangun 21 jembatan penyeberangan

"Jauh ke jalan yang baru, ke ujung jauh dari sini ke sana (Tonjong) bedanya hampir setengah jam," ucapnya.

Senada dengan Abdul, Wawan warga Depok mengakui jembatan tersebut mempersingkat waktu yakni kurang dari lima menit, sedangkan apabila melalui jembatan yang baru, ia harus berputar dengan jarak sekitar 15-30 menit.

"Kalau bisa tolong diperbaiki, biar aman. Anak-anak banyak yang lewat di sini yang sekolah dari Depok ke Jakarta. Ini jalan paling utama bagi orang kerja juga," imbuhnya.

​​​​​Untuk mencapai jembatan gantung itu, dapat diakses melalui Jalan Gardu dengan titik kenal melewati jalan turunan di seberang SD Negeri 15 Srengseng Sawah kemudian berbelok arah kanan dan melewati turunan gang sempit.

Jembatan gantung yang diperkirakan sudah dibangun sekitar tahun 1990 itu memiliki tali-tali besi yang diikatkan di balok beton dan di dua pohon yang berada di wilayah Srengseng Sawah.

Sedangkan di wilayah Depok, warga memanfaatkan sisi kanan dan kiri jembatan itu untuk menjemur pakaian.

Jembatan tersebut memiliki kerangka besi yang di atasnya berupa papan atau lempeng dari besi dan potongan bambu yang beberapa bagiannya sudah ada yang rusak dan bolong karena keropos dan lapuk.
Beberapa bagian lempeng besi yang sudah rusak dan keropos di jembatan gantung yang menghubungkan Depok, Jawa Barat dengan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Kamis (17/6/2021). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)


Sementara itu, di sisi kanan kirinya ada jaring yang juga sudah banyak yang rusak, sebagai pegangan orang yang akan melintasi jembatan gantung itu.

Jembatan gantung itu hanya bisa dilewati pejalan kaki dan bisa berpapasan meski harus antre terlebih dahulu agar tidak kelebihan beban.

Baca juga: Revitalisasi JPO Karet Sudirman untuk memperkuat struktur jembatan

Baik dari sisi Jakarta atau Depok, di jembatan gantung tersebut tidak terdapat tanda larangan melintas sehingga warga masih bebas berlalu-lalang di atasnya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021