Yogyakarta (ANTARA News) - Metode konservasi genetik melalui identifikasi kromosom dapat digunakan untuk melestarikan satwa endemik Indonesia, kata peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dr drh Hery Wijayanto.

"Identifikasi kromosom adalah cara untuk menjaga kemurnian plasma nutfah satwa asli Indonesia," katanya pada orasi ilmiah Senat Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-64 fakultas tersebut di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan identifikasi satwa endemik Indonesia harus dilakukan oleh pelaku konservasi sebagai bagian untuk mempertahankan kemurnian genetik suatu spesies satwa.

"Kemiripan fisik satwa liar yang secara genetik berdekatan menyebabkan identifikasi fisik satwa sangat rentan terhadap kesalahan sehingga mengakibatkan terjadinya perkawinan silang antar spesies dan berakibat pada lunturnya kemurnian genetis," katanya.

Menurut dia, meskipun hal tersebut terjadi bukan karena kesengajaan, tetapi akan berdampak buruk pada program konservasi plasma nutfah.

"Saat ini banyak spesies satwa liar Indonesia yang terancam punah, sehingga pengamatan genetik sangat mendesak untuk dilakukan sebagai bagian dari program konservasi," katanya.

Hery mengatakan Indonesia merupakan negara dengan kekayaan flora dan fauna terbesar kedua di dunia setelah Brazil.

"Besarnya diversitas plasma nutfah, terutama satwa liar endemik, secara finansial berharga sangat mahal. Kemurnian plasma nutfah itulah yang harus kita jaga, jangan sampai plasma nutfah tersebut punah karena terjadinya perkawinan silang antar spesies," katanya.

Menurut dia saat ini beberapa spesies gajah, badak, dan kuda nil yang pernah hidup di Indonesia telah punah karena perkawinan silang antar spesies.

"Identifikasi yang akurat juga mampu menegaskan asal usul satwa, terutama satwa yang dilindungi dan masuk dalam daftar langka," katanya.
(ANT158/R010)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010