...dengan potensi penduduk muda ini, Indonesia memerlukan pelaku ekonomi yang tangguh untuk menjadi negara maju pada 2045,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan strategi Indonesia dalam menghadapi perkembangan dan tantangan, serta perspektif Indonesia pada peningkatan kerja sama ASEAN-Eurasian Economic Union (Rusia, Armenia, Belarus, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan).

Hal itu disampaikan Mendag Lutfi pada sesi "World Expos and International Cooperation as a Driver of Sustainable Global Development” serta  “EAEU-ASEAN Business Dialogue” di St Petersburg International Economic Forum (SPIEF).

“Sebagai negara yang terus berkembang maju, Indonesia menghadapi tantangan baru dalam memasuki tatanan rantai pasok nilai global untuk menciptakan kemakmuran sebagai negara demokrasi yang terbuka,” kata Mendag Lutfi lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Mendag Lutfi ingatkan pentingnya pameran di forum ekonomi Rusia

Mendag memaparkan pada 2018 Indonesia yang semula merupakan negara dengan pendapatan per kapita menengah ke bawah, telah naik kelas menjadi negara dengan pendapatan per kapita menengah ke atas.

Saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan baru. Sebelum bonus demografi, penambahan penduduk muda usia produktif atau kerja di Indonesia akan habis pada 2038 mendatang, kata dia, Indonesia harus bisa meningkatkan pendapatan per kapita sebesar tiga kali lipat atau menjadi sekitar 12.500 dolar AS.

“Ketika bonus demografi tersebut habis dan Indonesia tidak bisa mengembangkannya, maka Indonesia akan terperangkap dalam jebakan kelas menengah (middle income trap). Oleh karena itu, dengan potensi penduduk muda ini, Indonesia memerlukan pelaku ekonomi yang tangguh untuk menjadi negara maju pada 2045,” kata Mendag Lutfi.

Baca juga: Keluar dari middle income trap, Bappenas: RI harus tumbuh tujuh persen

Untuk mencapainya, lanjut Mendag, Indonesia melakukan dua langkah besar yaitu meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan mendorong transfer teknologi. Negara-negara anggota ASEAN yang lain pun melakukan langkah serupa.

Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, namun belum sepenuhnya mengembangkan teknologi. Oleh karena itu, transfer teknologi sangat penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Ini merupakan komitmen Indonesia untuk saling mengembangkan perdagangan investasi dengan negara- negara EAEU. Kami juga berkomitmen mengembangkan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan satu sama lain,” ujar Mendag Lutfi.

Baca juga: Menristek: Pengembangan budaya inovasi adalah kunci negara maju

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021