Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah kepala museum yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyesalkan dan menilai ceroboh karena Komplek Museum Sonobudoyo Yogyakarta selama ini dijadikan tempat untuk penitipan gerobak pedagang kaki lima.

"Bahkan, jarak 10 meter sisi utara dari lokasi penyimpanan koleksi emas kuno yang beberapa waktun lalu dijebol pencuri terlihat ada gerobak pedagang kaki lima (PKL)," kata Kepala Bidang Sejarah, Purbakala dan Museum, Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tri Rubiyanto, pada aksi keprihatinan, Jumat.

Aksi keprihatinan itu digelar dengan melakukan dialog dan survei lingkungan Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.

"Adanya penitipan gerobak PKL ini sangat kami sesalkan, sebenarnya sejak 2007 lalu kami secara resmi telah melarangnya, tetapi ternyata sampai sekarang masih ada," katanya.

Menurut dia, dengan adanya gerobak PKL yang dititipkan di komplek Museum Sonobudoyo, maka akan mempermudah orang untuk mengakses keluar masuk komplek museum tanpa ada kontrol.

"Ini menunjukkan bahwa pengelolaan museum sangat ceroboh dan bisa membahayakan keamanan museum," katanya.

Kepala Museum Sonobudoyo Yogyakarta Martono mengatakan, dirinya sudah pernah menegur agar komplek museum tidak dijadikan penitipan gerobak PKL.

"Tetapi saya tidak bisa berbuat banyak lagi karena sebenarnya gerobak PKL itu merupakan usaha milik pegawai museum," katanya.

Ketua Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Thomas Haryonagoro, menyesalkan adanya gerobak PKL di komplek Museum Sonobudoyo.

"Pengelola sangat teledor dan tidak memiliki ketegasan dalam mengelola museum, seharusnya untuk perlindungan keamanan harus tegas dan jangan membuka peluang adanya kerawanan dan menjadikan komplek museum jadi tidak nyaman," katanya.

Ia mengatakan, peraturan museum tidak menutup kemungkinan ada sarana penunjang, diantaranya membikin cafetaria dan usaha pendukung lainnya, tetapi harus tidak mengesampingkan estetika museum.

"Kalau yang di Museum Sonobudoyo itu bukan cafetaria, itu gerobak PKL dan ditaruh begitu saja di samping ruangan koleksi museum, itu tidak tepat dan teledor," katanya.

Menurut dia, museum merupakan lembaga permanen nonprofit sehingga tidak untuk mencari keuntungan dan jika hendak mengelola sesuatu yang dikomersialkan hasilnya harus untuk pengembangan museum bukan untuk kepentingan pribadi.

"Apa yang terjadi di Museum Sonobudoyo merupakan bagian dari lemahnya internal manajemen," katanya.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010