Pengunjung yang masuk dikenakan tiket Rp10.000, kemudian untuk parkir mobil Rp3.000 dan sepeda motor Rp2.000
Rejang Lebong (ANTARA) - Warga Desa Air Meles Atas, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengembangkan lokasi wisata alam Bukit Batu Lantana dengan memanfaatkan lahan tidak produktif yang ada di wilayah itu.

Pengelola lokasi wisata Bukit Batu Lantana di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang Rika Yulianti saat ditemui di lokasi, Kamis, mengatakan tempat itu baru dibuka pada 17 Mei lalu dan hingga kini sudah didatangi ratusan pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam dengan suasana perbukitan yang masih asri maupun melakukan swafoto.

"Lahan tempat wisata ini merupakan milik keluarga, posisinya berada di dataran tinggi dengan luasan lahan mencapai 1,5 hektare. Lokasi ini sebelumnya adalah lahan perkebunan kopi dan aren tidak produktif karena banyak batu-batu besar sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal," kata dia.

Rika menjelaskan setelah dilakukan penataan selama tiga bulan dan pembuatan sarana pendukung seperti toilet, mushala dan gazebo dan lainnya dilengkapi dengan penerangan lampu hias.

Lokasi wisata berada tidak jauh dari pemukiman warga ini setelah dibuka untuk umum, kemudian banyak didatangi orang untuk menikmati keindahan alam dengan latar Gunung Api Bukit Kaba serta bisa memandang Kota Curup dari kejauhan.

"Pengunjung yang masuk dikenakan tiket Rp10.000, kemudian untuk parkir mobil Rp3.000 dan sepeda motor Rp2.000. Pengunjung biasanya datang mulai pukul 13.00 WIB hingga sore, mereka bisa melihat Matahari terbenam dari tempat ini," urainya.

Sejauh ini, Rika belum mengetahui bebatuan besar yang banyak terdapat dilokasi wisata tersebut, diperkirakan bebatuan ini berasal dari letusan Gunung Api Bukit Kaba ratusan tahun lalu yang posisinya berada di bagian atas tempat itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Rejang Lebong Upik Zumratul Aini di tempat terpisah meminta pengelola wisata yang ada di daerah itu dalam menjalankan usahanya agar menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Walaupun saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi, tetapi kita tidak bisa melarang mereka membuka usahanya. Kita hanya menyarankan mereka menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak menjadi klaster penyebaran COVID-19," kata dia.

Dia mengatakan, kalangan pelaku usaha wisata di Rejang Lebong harus mewajibkan pengunjung memakai masker, menyiapkan sarana cuci tangan dengan sabun, dan lainnya.

Sebelumnya, pemkab setempat melakukan penutupan sementara tempat-tempat wisata yang ada di wilayah itu selama libur Idul Fitri terhitung 12-16 Mei lalu dengan tujuan mencegah penyebaran COVID-19.

Diharapkannya, dengan dibukanya kembali tempat-tempat wisata di Rejang Lebong ini nantinya bisa kembali menghidupkan dunia pariwisata dan ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat wabah yang melanda berbagai negara tersebut.

Baca juga: Lima kecamatan di Rejang Lebong kembangkan tanaman kopi arabika
Baca juga: Kementerian PUPR akan kembangkan Danau Mas Harun Bastri Rejang Lebong
Baca juga: Bunga Rafflesia arnoldii mekar di Rejang Lebong berdiameter 80 cm

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021