Jakarta (ANTARA) - Guna menekan gelombang tsunami COVID-19 di India yang terjadi pada April 2021, pemerintah pusat setempat mulai menerapkan Mumbai Model untuk mengatur angka kasus positif warganya.

Mumbai Model sendiri menjadi strategi pengaturan kasus COVID-19 yang awalnya diterapkan di Kota Mumbai, negara bagian Maharastra, kemudian diterapkan di seluruh negara bagian India.

"Pemerintah pusat memerintahkan Mumbai Model diberlakukan seluruh negara di India," ujar Konsul Jendral RI untuk Mumbai/India Agus Prihatin Saptono dalam dialog daring Waspada COVID-19 di Indonesia - Bercermin dari India, Rusia dan Singapura yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Agus mengatakan adapun setiap negara bagian di India memiliki penanganan yang berbeda. Dia menyebut hingga kini sejumlah negara bagian di India seperti Delhi, Uttar Pradesh, Kerla dan Tamil Nadu dinilai cukup kewalahan dari segi ketersediaan oksigen dan rumah sakit, karena tidak sesiap penanganan di Mumbai.

Baca juga: Konsul RI di India sebut positif COVID-19 setara dengan kasus sembuh

Baca juga: Kasus varian dari India B1617 di Sumsel tertular dari kontak keluarga


"Menariknya Mumbai Model diadopsi, karena yang terjadi adalah Mumbai atau Maharastra sejak tahun lalu yang tertinggi kena COVID-19, tetapi tingkat kepulihan juga tinggi, jadi masih manageable," ujar dia.

Agus memaparkan Mumbai Model menekankan pada manajemen rumah sakit dan langkah penambahan jumbo isolation center, atau pusat isolasi dengan kapasitas jumbo.

Adapun dalam kebijakan tersebut, otoritas setempat mempertahankan enam jumbo isolation center yang berada di enam distrik di Maharastra.

Dalam situasi kasus positif COVID-19 yang semakin meningkat, otoritas Maharastra menambah 3.000.000 ruang isolasi untuk penduduk di pinggir Kota Mumbai. Kapasitas jumbo tersebut terdiri dari 3.000 tempat tidur disertai toilet mandiri, tempat tidur tunggal dengan fasilitas suplai oksigen dan 300 tempat tidur untuk perawatan intensif.

Selain itu, pemerintah Mumbai menerapkan manajemen ketersediaan oksigen dengan cara membangun pabrik oksigen untuk tiap rumah sakit dan pemusatan alokasi oksigen dari pelaku industri, baik dari BUMN minyak dan gas India, korporasi swasta, hingga sumbangsih para konglomerat yang berpusat di Mumbai.

"Mereka diminta berperan dalam pasokan oksigen, di mana ini hal yang krusial untuk penanganan COVID-19 di India," ujar Agus

Tak hanya itu, pemerintah setempat juga membangun pusat komando untuk mengisi ulang oksigen di setiap rumah sakit setiap persediaan telah terpakai sebesar 20 persen.

Selain itu untuk mengatur kurva kasus aktif dan penelusuran kontak, Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) atau Satgas COVID-19 India menerapkan pembatasan aktivitas tiap pekan dan lockdown terbatas. Selain itu, aktivitas tes usap PCR di negara bagian tersebut bisa sekitar 200.000 tes sehari.

"BMC juga melakukan penyegelan kawasan atau rumah begitu ditemukan lima orang terpapar COVID-19, serta melakukan pemantauan ketat terhadap mereka," ujar dia. Disamping itu, BMC menambah fasilitas perawatan intensif, pediatri, dan perawatan untuk bayi, serta kerja sama dengan pengusaha perhotelan untuk fasilitas isolasi.*

Baca juga: India laporkan penurunan kasus COVID, WHO kritisi kurangnya pengujian

Baca juga: Singapura sebut anak-anak lebih rentan tertular varian virus corona

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021