Jakarta (ANTARA) - Komedian Sakdiyah Ma'ruf berpendapat bahwa humor adalah salah satu cara untuk meluruskan berbagai pemahaman yang berasal dari paham radikal dengan cara yang menyenangkan terutama di kalangan generasi muda.

"Kita melihat doktrin dan narasi dari sisi yang berbeda dan bagaimana mengajak anak-anak muda untuk mulai berdialog dengan cara yang gembira," kata Sakdiyah dalam seminar daring bertajuk "Puasa untuk Counter Violence and Extremism", yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan melalui humor, pihaknya dapat mengajak masyarakat untuk melihat sudut pandang yang beragam atas sebuah narasi.

Baca juga: AMAN: Berantas radikalisme tak bisa hanya andalkan pendekatan keamanan

"Humor memegang salah satu peranan kalau bicara soal proses pencegahan peranannya adalah mengajak orang berpikir dari sisi yang berbeda sehingga membawa kita untuk melihat bahwa ada banyak cara pandang lho, ada banyak interpretasi lho terhadap narasi yang selama ini secara saklek kamu pahami," tuturnya.

Ia mengatakan saat ini perempuan kerap menjadi sasaran dari pemahaman yang eksklusif, intoleran dan konservatif.

Oleh karena itu menurutnya perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang tafsir-tafsir yang berpihak kepada perempuan.

"Bagaimana mengembangkan keberpihakan kepada perempuan dan bagaimana mengembangkan tafsir-tafsir yang berpihak kepada perempuan," kata dia.

Sementara aktivis perempuan Prof. Musdah Mulia mendorong pemberdayaan kaum perempuan agar tidak mudah terpengaruh oleh paham radikal yang menyesatkan dari kelompok tertentu.

"Bagaimana kita memberdayakan kaum perempuan agar dia tidak mudah dicekoki dengan pemahaman-pemahaman apapun yang membuat dia kehilangan kemanusiaannya," kata Musdah Mulia.

Dia mengatakan dalam pemahaman kelompok radikal, orang-orang thogut memang harus dibunuh dan itu adalah bagian ibadah kelompok radikal.

Musdah menjelaskan hingga saat ini masih ada segelintir pengajian yang mengajarkan pemahaman keagamaan yang radikal kepada para jamaah termasuk jamaah perempuan.

Doktrin yang diajarkan oleh kelompok ini cenderung menghakimi orang lain yang berbeda pemahaman dengan mereka.

Baca juga: Eks napiter minta masyarakat tak kucilkan orang terpapar radikalisme
Baca juga: Menangkal radikalisme dan terorisme dari pintu ke pintu
Baca juga: Sinergitas mengelola terorisme, radikalisme, dan ekstremis

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021