Langkah yang perlu dilakukan adalah menata ulang zonasi pemanfaatan pesisir dan laut agar potensi ikan hias tidak mengalami perusakan oleh aktivitas ekstraktif
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) perlu untuk memperkuat sinergi dengan berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri untuk meningkatkan ekspor komoditas ikan hias ke berbagai negara.

"Terkait pasar, Indonesia melalui kedubes yang dimiliki bisa menyiapkan informasi market untuk memperkuat pasar lama dan menjajaki pasar baru," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang amat kaya untuk menjadi produsen terbaik di sektor ikan hias global.

Namun, menurut dia, permasalahannya adalah perusakan laut oleh kegiatan ekstraktif di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang bisa berimbas pada kegiatan pembudidayaan dan pemanfaatan ikan hias.

"Langkah yang perlu dilakukan adalah menata ulang zonasi pemanfaatan pesisir dan laut agar potensi ikan hias tidak mengalami perusakan oleh aktivitas ekstraktif," katanya.

Penataan ulang tersebut, masih menurut Abdul Halim, dapat dilaksanakan antara lain dengan memastikan bahwa wilayah pembudidayaan dan pemanfaatan ikan hias harus steril dari aktivitas ekstraktif.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PSDPKP) KKP Machmud memaparkan nilai transaksi ikan hias global secara umum mencapai 6,8 miliar dolar AS pada 2019.

Angka itu, ujar dia, termasuk untuk transaksi sarana pendukung seperti tanaman hias, pakan, akuarium, dan lain sebagainya. Merujuk globenewswire.com, angka tersebut diprediksi akan naik terus menjadi 11,3 miliar dolar AS pada 2025.

"Ini peluang untuk kita meningkatkan ekspor, jadi orang sudah cenderung menikmati ikan hias sebagai upaya menyalurkan hobi dan kesehatan," ujar Machmud.

Ia mengungkapkan berdasarkan penggunaannya, pasar global ikan hias tersegmentasi pada residensial (perumahan) dan komersial.

Segmen perumahan mendominasi pasar global seiring meningkatnya populasi masyarakat yang tinggal di daerah urban. Sebagai contoh, di Inggris terdapat empat juta rumah tangga atau sekitar 14 persen dari total populasi yang memelihara ikan hias.

Ke depan, Machmud mengutarakan harapannya agar segmen komersial juga bisa meningkat seiring peningkatan penggunaan akuarium sebagai dekorasi di hotel, restoran, pusat perbelanjaan dan kompleks perkantoran.

Berdasarkan data KKP, dalam beberapa tahun terakhir produksi ikan hias nasional terus mengalami peningkatan dari 1,19 miliar ekor pada 2017 menjadi 1,22 miliar ekor pada 2018. Kemudian tumbuh menjadi 1,68 miliar ekor dengan nilai mencapai Rp19,81 triliun pada 2019.

Adapun lima negara utama tujuan ekspor ikan hias Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, dan Singapura.

Berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode Januari-Maret 2021 mencapai 9,2 juta dolar AS. Capaian ini menjadi yang paling besar dibanding empat tahun terakhir pada periode yang sama.

Baca juga: KKP optimistis RI jadi pengekspor ikan hias nomor satu dunia
Baca juga: Sentra Ikan Bulak Surabaya disulap jadi pasar ikan hias
Baca juga: Menjaga kedigdayaan komoditas ikan hias Indonesia
Baca juga: KKP: Bisnis ikan hias bisa jadi solusi beban bonus demografi Indonesia

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021