Tercatat hingga saat ini realisasi padat karya yang sudah dilaksanakan sebesar Rp550 miliar dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 109.047 orang.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga program padat karya tunai bidang jalan dan jembatan tahun anggaran 2021 telah menyerap 109.047 tenaga kerja.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR pada TA 2021 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp6,69 triliun untuk program padat karya tunai yang direncanakan dapat menyerap 274.137 tenaga kerja.

"Tercatat hingga saat ini realisasi padat karya yang sudah dilaksanakan sebesar Rp550 miliar dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 109.047 orang," kata Hedy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Bina Marga PUPR alokasikan Rp6,69 triliun untuk padat karya tunai

Kementerian PUPR pada TA 2021  melanjutkan program infrastruktur kerakyatan yang dilakukan melalui skema padat karya tunai. Alokasi anggaran padat karya tunai Kementerian PUPR tahun 2021 mengalami refocusing anggaran dari semula Rp12,18 triliun menjadi Rp23,24 triliun.

Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi untuk memperluas anggaran program padat karya dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak pandemi COVID-19.

Salah satu program padat karya tunai yang telah dimulai di Kementerian PUPR adalah pada bidang jalan dan jembatan. Pekerjaan yang dilaksanakan secara padat karya tersebut dilakukan di seluruh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Ditjen Bina Marga yang mencakup penanganan ruas jalan nasional di seluruh Indonesia.

Baca juga: PUPR catat padat karya tunai serap 110.544 tenaga kerja per awal Maret

Hedy menyatakan program padat karya tunai bidang jalan dan jembatan diarahkan pada lokasi-lokasi yang berpotensi mengalami penambahan jumlah pengangguran akibat dampak pandemi.

"Jadi kami fokus di daerah-daerah padat penduduk terutama Pulau Jawa, Bali, NTB, dan Sumatera," ujarnya.

Padat karya rutin ini dikatakan Hedy akan berjalan linier menerus selama satu tahun anggaran 2021, dengan salah satu fokusnya penyerapan yang tinggi di padat karya jalan dan jembatan yakni pada kegiatan revitalisasi drainase jalan.

"Oleh karena itu progres di padat karya ini cukup tinggi yakni sebesar 23 persen, " kata Dirjen Bina Marga tersebut.

Pembenahan drainase sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ruas jalan penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan jalan nasional.

Baca juga: Ekonom: Program padat karya perlu digenjot lagi, dongkrak daya beli

Pembangunan drainase pada ruas jalan nasional sangat mendesak dilakukan mengingat sifat aspal yang mudah rusak apabila terendam air. Daya rusak jalan akan meningkat empat kali lipat bilamana melintas kendaraan dengan muatan melebihi batas maksimal (tonase).

Total alokasi anggaran padat karya tunai sebesar Rp6,69 triliun tersebut terdiri dari program padat karya rutin jalan sebesar Rp1,27 triliun, padat karya tunai rutin jembatan Rp 0,42 triliun, serta revitalisasi drainase sebesar Rp1,41 triliun.

"Kemudian juga ada tambahan padat karya yakni padat karya yang berada di dalam kegiatan kontraktual terutama yang terkait dengan paket-paket long segment, nilainya Rp2,79 triliun," Hedy.

Kemudian Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR juga meminta khusus kepada operator jalan tol/Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) baik yang sedang dalam konstruksi maupun yang sudah operasi untuk menggunakan skema padat karya dalam kegiatan operasi pemeliharaan (OP) dengan perkiraan dapat menyerap 172 ribu tenaga kerja.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021