Jakarta (ANTARA) - Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) optimistis musisi muda Tanah Air mengembangkan musik yang terinspirasi dan berakar dari tradisi atau budaya khas Indonesia.

"Sebenarnya makin ke sini, ketertarikan musisi- musisi muda untuk menjadikan budaya atau tradisi Indonesia sebagai inspirasi sehingga menjadi musik atau karya itu semakin banyak. Tradisi kita kan adalah pijakan agar bisa berkembang," kata Ketua Komite Musik DKJ Azfansadra Karim kepada ANTARA.

Hal ini diungkapkannya ketika menanggapi semakin banyaknya musik- musik dari luar negeri yang menjadi populer dan ikut memengaruhi industri musik di Indonesia.

Pria yang akrab disapa Adra tersebut mencontohkan dua contoh rekannya di DKJ yaitu Kojek Rap Betawi dan Imam Firmansyah yang masih memegang teguh budaya Indonesia dalam setiap karya musiknya.

Baca juga: DKJ harap konser fisik dan daring bisa beriringan di pemulihan pandemi

Kojek Rap Betawi yang dikenal memadukan Bahasa Betawi untuk karya musiknya yang bergenre rap.

Karya Kojek yang cukup dikenal di antaranya seperti "Lo Kate Jakarte", "Enjoy Jakarte",dan "Bajaj".

Kojek pun bahkan tetap berkontribusi mengkampanyekan protokol kesehatan tetap dengan rap khas Betawinya di tengah pandemi COVID-19 lewat lagu "Jakarta Tanggap Corona".

Sementara Imam Firmansyah merupakan musisi yang mendalami banyak kesenian daerah mulai dari alat musik tradisional hingga pengembangan musik tradisional.

Imam kerap menghasilkan karya musik berupa alunan dari gamelan, gambang kromong, hingga tehyan yang merupakan alat musik khas Betawi.

Lewat akun Instagram komunitasnya yaitu @tukangtabuh dan kanal YouTube Tukang Tabuh, Imam membagikan banyak hasil musik hingga panduan memainkan alat musik tradisional sesuai kajian Ilmu Musik.

Baca juga: Anggota DKJ harapkan musisi jadikan pandemi inspirasi bermusik

Imam pun merupakan akademisi mendidik banyak anak- anak muda untuk memahami lebih banyak alat hingga musik tradisional di Universitas Mercu Buana (UMB) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

"Jika Bang Kojek berupaya mengenalkan budaya pop dengan akulturasi budaya Betawi, nah Bang Imam ini ia menunjukkan pelestarian budaya dan juga ikut mengembangkannya dengan membagikan ilmunya sehingga bisa dikatakan masih banyak musisi Indonesia yang masih mengakar dan menggunakan budaya Indonesia sebagai inspirasi dalam bermusik," kata Adra.

Adra juga berpendapat masih banyak anak-anak muda yang mengikuti perkembangan musik masa kini namun tidak melepaskan budaya atau musik Indonesia dan dapat membawa musik itu ke kancah Internasional.

Memang dengan masuknya budaya dari luar Indonesia tentu ada hal yang berubah, meski demikian hal itu tidak serta merta membuat tradisi Indonesia terlupakan begitu saja.

"Memang benar ada pengaruh dari luar itu tidak bisa terpisah di masa kita ini, cuma balik lagi tradisi Indonesia itu kekuatan kita. Masih banyak yang bangga atas tradisi Indonesia dan itu yang buat kami optimis kalau yang muda- muda ini bisa mengembangkan musik dari tradisi kita," kata musikus Jazz itu.

Komposer lagu itu pun mengatakan jika semakin banyak musisi muda yang mengembangkan tradisi Indonesia sebagai inspirasi membuat karya, maka tidak menutup kemungkinan lagu- lagu itu dapat bersaing hingga di kancah Internasional.

"Dalam menghadapi dunia internasional kan memang tradisi kita yang jadi keunggulan kita, musisi- musisi muda yang memegang tradisi Indonesia, dilengkapi dengan keterbukaan dan penggalian akan perkembangan musik dunia, bisa membawa musik Indonesia bersaing di pasar internasional," tutup Adra.


Baca juga: Memvisualkan kisah dan karakter lewat teater radio

Baca juga: DKJ minta Pemprov DKI proaktif soal informasi revitalisasi TIM

Baca juga: Jakpro tegaskan tidak akan komersilkan TIM pascarevitalisasi

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021