Jakarta (ANTARA) - Urusan berat badan memang tak ada habisnya sehingga hal ihwal soal diet juga tak pernah menjadi usang untuk jadi bahan bahasan.

Pun ketika beragam diet kekinian banyak ditawarkan dengan berbagai untung rugi yang menyertai termasuk tawaran menggiurkan bisa turun berat badan puluhan kg dalam waktu relatif singkat.

Meskipun begitu Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) tak mau tinggal diam demi merespons begitu banyaknya ragam diet kekinian yang sebagian diantaranya bahkan digrandrungi anak-anak muda.

Salah satu diet yang menarik perhatian adalah diet ala artis Tya Ariestya yang tips turun berat badannya itu dibagikan dalam buku berjudul #FitTyaAriesTya.

Tya Ariestya memang menerapkan pola diet yang unik dengan cara pengendalian lemak tubuh bahkan beberapa pernyataan di dalam bukunya yang kontroversial mengenai konsumsi sayur yang disebutkan menghambat penurunan berat badan.

Baca juga: Mengenal diet GM, klaim turunkan hingga 6,8kg dalam tujuh hari

Baca juga: Pentingnya jaga keseimbangan nutrisi di kala pandemi


Tya juga membagi pengalaman dalam bukunya itu tentang kisahnya dalam menerapkan suatu diet plus pengaturan olahraga dan tidur yang oleh penulis disebut “pola hidup sehat”. Juga disertai berbagai informasi dan pernyataan dari penulis serta testimoni.

Menanggapi hal itu, Ketua Program Studi Dietisien, FK-KMK, Universitas Gajah Mada Tony Arjuna, MNutDiet, PhD, AN, APD, menyatakan memiliki berat badan (BB) ideal adalah impian banyak orang.

Namun, proses mencapai BB ideal tidaklah mudah, terutama karena pola makan dan gaya hidup masa kini yang cenderung membuat asupan energi jauh diatas kebutuhan harian. Sehingga secara perlahan BB terus bertambah hingga akhirnya berada pada kondisi yang menimbulkan berbagai macam gejala yang menurunkan kualitas hidup.

Menurut Tony, proses kenaikan BB biasanya terjadi perlahan dan dalam waktu bulanan, bahkan tahunan, karena tubuh secara alami tidak mungkin menumpuk massa lemak berlebih dengan cepat.

Namun, prinsip utama ini sering dilupakan orang yang ingin menurunkan BB, yaitu defisit energi; sehingga berbagai macam metode penurunan BB yang menawarkan penurunan BB instan dan banyak selalu menjadi pilihan.

Padahal, menurut Tony, proses instan tersebut (apapun bentuknya) selalu membawa risiko besar yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang.

Khusus untuk metode penurunan BB instan dengan “fad diets” atau “crash diets” yang populer di masyarakat, salah satu ciri utamanya adalah pola makan yang dilakukan mengandung energi yang relatif rendah dan mengekslusi makanan/kelompok makanan tertentu.

Jika eksklusi dilakukan pada kelompok makanan yang esensial, maka kemungkinan akan terjadi defisiensi zat gizi yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

Baca juga: Kiat awali diet bagi penderita obesitas

Baca juga: Orang obesitas tak pasti kena diabetes, tapi aman dari penyakit lain?

Baca juga: Berat badan sehat, cegah obesitas sambil waspadai mitos berdiet

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021