Pesawat tempur akan terus melakukan patroli udara bersamaan dengan melaksanakan latihan
Pekanbaru (ANTARA) - Pesawat jet tempur F-16 Lanud Roesmin Nurjadin ikut patroli dari udara untuk memantau lokasi titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Selasa.

"Pesawat tempur di Lanud ini akan terus melakukan patroli udara bersamaan dengan melaksanakan latihan, hal ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya karhutla di Riau dan juga membantu pemerintahan daerah dalam upaya bersama-sama untuk mewujudkan Riau tanpa asap dan diharapkan semua elemen dapat mendukungnya," Komandan Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn), Marsma TNI Andi Kustoro di Pekanbaru.

Ia menjelaskan "Rydder" Skadron Udara 16 Wing 6 Lanud Roesmin Nurjadin melakukan patroli udara dilokasi Karhutla di daerah Dasan, perbatasan Kabupaten Siak dan Bengkalis. Dalam patroli tersebut pilot mengambil foto titik api besar yang mengepulkan asap ke udara.

Baca juga: Kebakaran hutan-lahan telah meliputi area seluas 657 hektare di Riau

Ia mengatakan patroli karhutla itu dilakukan pada saat Skadron 16 melaksanakan latihan BFM (Basic Fighter Maneuver) di Military Training Area (MTA) Lanud Roesmin Nurjadin.

"Harpy Flight terdiri dari dua pesawat, TS-1608 yang diawaki oleh Danskadud 16 Mayor Pnb Andri Setyawan, serta TS-1623 oleh Lettu Pnb Galih Rakasiwi dan Kapten Pnb Yusuf Atmanegara," katanya

Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Andi Kustoro mengatakan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akan terus dilakukan. Ia berharap patroli udara lewat pesawat tempur dapat mendeteksi dini pencegahan penyebaran Karhutla di Sumatera khususnya di Riau.

"Patroli karhutla di latihan profisiensi ini adalah salah satu fungsi dari Dinas Operasi Lanud Rsn sebagai Posko Udara Satgas Karhutla 2021. Hasilnya nanti akan langsung disampaikan oleh kru kepada posko Karhutla untuk tindakan pemadaman lebih lanjut," katanya.

Baca juga: KLHK terapkan Teknik Modifikasi Cuaca atasi karhutla Riau dan Kalbar

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengeluhkan masih ada kepala desa di daerah rawan karhutla yang lambat menindaklanjuti laporan masyarakat ketika terjadi kebakaran. "Kadang kepala desa ini ada yang segera menindaklanjuti, tapi ada juga yang lambat meresponnya," kata Syamsuar di Pekanbaru, Selasa.

Ia berharap semua pemangku kebijakan hingga tingkat tapak mulai dari RT, RW, kepala desa dan pemerintah kabupaten/kota bisa cepat merespon apabila ada laporan titik api. Tujuannya agar kebakaran lahan gambut tidak meluas karena ketika gambut terbakar akan sulit untuk memadamkannya kecuali ada hujan.

Baca juga: 100 perusahaan perkebunan Riau teken komitmen cegah Karhutla

"Ini sudah kita lakukan secara bersama. Sudah ada dilakukan pemetaan terhadap titik rawan. Jadi saya minta, kita konsentrasikan kepada wilayah rawan ini kalau bisa sampai ke tingkat bawah, lapisan RT/RW. Agar mereka bisa memaklumi," ujar Syamsuar.

Persoalan karhutla di Riau, kata Syamsuar, butuh solusi yang permanen agar tidak terjadi berulang setiap tahunnya. Untuk itu, Syamsuar mengajak pemerintah kabupaten dan kota agar maksimal melaksanakan langkah-langkah terkait pencegahan dan penanganan.

"Kami perlu sampaikan kepada bupati dan wali kota, kita harus menyelesaikan persoalan karhutla secara permanen agar tidak itu saja kerja kita setiap tahun. Tentunya terhadap desa atau wilayah yang sering kebakaran ini, sudah ada langkah-langkah yang berkaitan dengan pencegahan hutan dan lahan. Sehingga kita harapkan mereka tahu dan tidak melakukan pembakaran," katanya. 

Baca juga: Ular sepanjang 2 meter mati terpanggang akibat karhutla di Siak

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021