Beijing (ANTARA) - Hong Kong kembali dihebohkan oleh kasus kematian warga setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

Seorang perempuan berusia 55 tahun menerima vaksin Sinovac pada Selasa (2/3) lalu meninggal dunia pada Sabtu (6/3).

Hasil autopsi menunjukkan bahwa perempuan tersebut menderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi, kata Ivan Hung Fan Ngai selaku penanggung jawab klinis vaksinasi di Hong Kong sebagaimana laporan Global Times, Selasa.

Para ahli medis Hong Kong menyatakan bahwa meninggalnya perempuan tersebut tidak berkaitan dengan suntikan vaksin Sinovac yang diterimanya.

Oleh sebab itu, program vaksinasi yang mulai digelar di Hong Kong mulai akhir Februari akan terus dilakukan.

Hingga Minggu (7/3), 91.800 dosis vaksin Sinovac dan 1.200 vaksin Biontech telah terdaftar di Hong Kong.

Sekitar 64 persen warga berusia 60 tahun ke atas telah divaksin, demikian pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan pada Departemen Kesehatan Hong Kong, Ronald Lam Mankin.

Ia menyebutkan bahwa hingga Sabtu (6/3) pukul 16.00 waktu setempat terdapat 60 orang yang mengalami efek ringan, seperti demam dan sakit kepala, dan 45 kasus lainnya dengan risiko mengalami efek samping hingga perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit telah dilaporkan kepada pihak terkait.

Dua kasus lain yang terjadi pada Sabtu (6/3) hingga Senin (8/3) telah mendapatkan perawatan intensif.

Namun para ahli menyatakan bahwa gejala yang mereka alami bukan disebabkan oleh vaksin, demikian Hung.

Sebelumnya, seorang warga Hong Kong berusia 63 tahun juga meninggal dunia setelah menerima vaksin Sinovac.

Namun sesuai hasil otopsi, kematian tersebut juga tidak terkait langsung dengan vaksin buatan China itu.


Baca juga: Lansia di Hong Kong meninggal setelah disuntik vaksin Sinovac

Baca juga: Hong Kong perluas program vaksin untuk guru, supir taksi

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021