Sejarah mencatat hadirnya kota-kota yang ada di Indonesia menjadikan masjid sebagai komponen pembentuk peradaban, ditandai adanya masjid-masjid bersejarah di Indonesia,...
Semarang (ANTARA) -
Pemerintah mendorong masjid-masjid bersejarah di Indonesia dijadikan sebagai destinasi wisata baru sehingga bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan.

"Sejarah mencatat hadirnya kota-kota yang ada di Indonesia menjadikan masjid sebagai komponen pembentuk peradaban, ditandai adanya masjid-masjid bersejarah di Indonesia, salah satunya Masjid Saka Tunggal di Banyumas," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno pada Webinar "Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat" yang diselenggarakan oleh MAJTTV di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan selama ini umumnya masjid menjadi tempat ibadah, namun seiring dengan perkembangan dan potensinya menjadi wajar untuk kemudian dijadikan sebagai daya tarik wisata.

"Program yang dapat dikembangkan adalah wisata sejarah, wisata religi. Saya ingin mendukung wisata religi sebagai bagian dari 'heritage tourism', seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Banten yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia," katanya.

Baca juga: Masjid Babah Alun Desari jadi destinasi wisata religi Jakarta Selatan

Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk ikut berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi untuk menjadikan masjid sebagai daya tarik wisata ekonomi kreatif.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan pada  2018 Jawa Tengah berhasil memperoleh penghargaan terkait pariwisata halal dari pemerintah pusat.

"Dengan predikat ini kami ingin memperlihatkan bahwa Jateng memang punya destinasi wisata berbasis halal. Salah satu daya tarik wisata adalah masjid, salah satunya MAJT yang punya keunikan dan karakteristik bangunan yang sangat indah," katanya.

Baca juga: Masjid Lautze jadi jembatan etnis Tionghoa mengenal Islam

Dalam hal ini, dikatakannya, unsur kehalalan terkait kegiatan wisata di antaranya kebutuhan pariwisata yang menggunakan material yang halal dan baik, di antaranya ada fasilitas tempat ibadah dan ruang privasi untuk ibu menyusui.

"Fasilitas ini disediakan seperti di hotel atau penginapan, rumah makan. Dengan demikian, fasilitas seperti ini bisa dirasakan oleh masyarakat atau wisatawan Muslim. Selain itu, fasilitas yang sama juga bisa dirasakan oleh wisatawan dari penyandang disabilitas," katanya.

Terkait hal itu, diakuinya, potensi tersebut belum digarap maksimal khususnya oleh masjid-masjid yang ada di Jawa Tengah.

"Kita masih punya PR besar, yang mana masjid yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta belum mampu menarik daya tarik wisatawan. Oleh karena itu, perlu dikenalkan kepada masyarakat khususnya wisatawan. Nanti Jawa Tengah dan DIY ketika tol sudah tersambung maka otomatis wisatawan mancanegara akan datang ke Semarang sehingga ini jadi kesempatan kita untuk mengenalkan," katanya.

Ia juga meminta pengelola masjid menyiapkan dari awal, salah satu upayanya meningkatkan lembaga pariwisata agar terkoneksi dengan tempat wisata lain.
 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021