Kalau sebelum masuk online omzetnya sekitar Rp6 juta sampai dengan Rp7 juta, setelah masuk ke ranah online omzet saya naik sekitar Rp10 juta sampai dengan Rp20 juta
Jakarta (ANTARA) - Pelaku UMKM makanan dan minuman binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mengakui adanya peningkatan omzet setelah melakukan transformasi ke pasar daring atau online.

"Kalau penjualan kami saat ini lebih banyak melalui platform online, dulu sebelum masuk ke online rata-rata omzet yang diperoleh sekitar Rp5 juta per bulan namun setelah kami masuk ke ranah online omzet kami mengalami peningkatan rata-rata sekitar Rp10 juta per bulan," ujar pelaku UMKM Gula Semut La’ang Balangan, Rinawati dalam jelajah virtual UMKM di Jakarta pada Jumat.

Alasan pihaknya lebih banyak menitikberatkan pemasaran  daring, karena masyarakat luar daerah Kalimantan Selatan bisa melihat, menanyakan dan membeli langsung, bahkan ada juga masyarakat yang menawarkan diri untuk menjadi agen penjual atau reseller.

Rinawati juga berencana untuk mencoba meluaskan pemasaran dan penjualan produknya ke pasar ekspor, sekaligus juga melakukan mengembangkan produk baru.

Baca juga: UMKM, menguntai asa dari ruang maya

Hal senada juga dikemukakan oleh pelaku UMKM Madu Kelulut Sahabat, Khair Riftia, yang merasakan adanya peningkatan omzet penjualan setelah masuk ke pasar daring.

"Kalau sebelum masuk online omzetnya sekitar Rp6 juta sampai dengan Rp7 juta, setelah masuk ke ranah online omzet saya naik sekitar Rp10 juta sampai dengan Rp20 juta," katanya.

Khair juga berencana untuk melakukan pengembangan bisnis dengan melakukan pecah atau menyebarkan koloni lebah madu agar tidak terkonsentrasi di wilayah hutan, sebagai inovasi budi daya lebah madu kelulut.

UMKM Gula Semut La’ang Balangan dan Madu Kelulut Sahabat merupakan dua UMKM dari sekian banyak UMKM Binaan LPB Pama Banua Lima, salah satu lembaga yang didirikan YDBA bersama PT Pamapersada Nusantara, yang telah bertransformasi ke pasar daring.

Baca juga: Waspada, jangan salah kaprah mendigitalisasi UMKM

Bendahara Pengurus YDBA Handoko Pranoto mengatakan industri UMKM kuliner merupakan salah satu industri yang menarik perhatian, terlebih lagi pada masa pandemi COVID-19.

"Di saat industri lain mengalami penurunan dalam bisnisnya, industri kuliner menjadi salah satu industri yang mencetak tren positif, seperti salah satunya produk kuliner yang mendukung kesehatan," katanya.

YDBA sendiri memberikan pembinaan awal kepada para pelaku UMKM sebagai langkah mendorong UMKM masuk ke pasar daring, seperti pelatihan pembukuan sederhana, bagaimana cara mengemas produknya, kemudian pembuatan desain yang menarik, dan mengenalkan kanal-kanal pemasaran digital seperti sosial media, loka pasar daring, dan sebagainya.

"Seperti diketahui untuk bertransformasi ke ranah digital membutuhkan persiapan, baik itu dari segi teknologinya sendiri maupun dari segi produknya. Hal-hal tersebut yang selama ini kita dorong," kata Handoko.

Baca juga: Ekonomi domestik dan UMKM, sebuah upaya penguatan ekonomi nasional

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021