Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan pemerintah untuk membenahi sistem keamanan laut Indonesia terkait insiden kapal survei China diduga menyusup ke perairan Indonesia dan dihalau di Selat Sunda.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, LaNyalla menilai sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki armada laut yang kuat untuk memantau seluruh area perairan.

Baca juga: Bakamla paparkan kondisi keamanan laut di tengah pandemi COVID-19

"Masuknya kapal tersebut tanpa terdeteksi adalah warning bagi pertahanan kita," kata LaNyalla.

Ia berpendapat ancaman dari luar negeri di kawasan laut erat kaitannya dengan kedaulatan Indonesia sehingga harus mendapat perhatian.

Pemerintah Indonesia pun diminta bertindak tegas terhadap pihak mana pun yang menyelundup masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelumnya Badan Keamanan Laut (Bakamla) berhasil mencegat kapal survei China Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan automatic identification system (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam.

Tindakan terhadap kapal China itu bermula ketika terdapat laporan keberadaan kapal mencurigakan yang berlayar di wilayah Selat Sunda. Kemudian Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Bakamla juga mendeteksi Xiang Yang Hong 03 tengah berlayar di perairan Selat Sunda.

Saat itu, kapal terdeteksi tengah melaju dengan kecepatan 10,9 knot dengan haluan ke barat daya. Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan AIS sebanyak tiga kali selama melintasi alur laut kepulauan Indonesia–I (ALKI-I).

Dikhawatirkan gerak gerik kapal China itu untuk melakukan kegiatan mata-mata atau tindak kejahatan lainnya.

Baca juga: DPR minta pemerintah perkuat keamanan bawah laut
Baca juga: Guskamla Koarmada I nilai Selat Malaka masih rawan pembuangan limbah

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021