Selain mobil ambulans, kami juga akan mengirim obat-obatan bersama petugas medis nanti, sesuai kebutuhan saat ini di lapangan
Parigi (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menyiapkan relawan medis untuk membantu penanganan korban luka-luka akibat gempa magnitudo 6,2 di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
 
"Kami menyiapkan kurang lebih 10 relawan kesehatan untuk diberangkatkan ke lokasi bencana di Sulbar, masing-masing tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Anuntaloko Parigi lima orang dan dari puskesmas lima orang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong Zulfinasran di Parigi, Sabtu.
 
Dia menjelaskan tim relawan juga akan dibekali dua ambulans yang disiapkan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Kesehatan setempat, guna memudahkan mobilisasi dan perawatan korban gempa.
 
"Selain mobil ambulans, kami juga akan mengirim obat-obatan bersama petugas medis nanti, sesuai kebutuhan saat ini di lapangan," ujar dia.
 
Hingga saat ini, pemerintah kabupaten setempat masih mengumpulkan donasi untuk korban gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju sebagai daerah terdampak bencana itu yang parah di Sulbar.
 
Oleh karena itu, pemkab setempat sedang melakukan koordinasi lintas instansi untuk mempersiapkan segala kebutuhan di lokasi bencana.

Baca juga: Puluhan pengungsi pascagempa Sulbar tiba di Makassar
 
Sambil menunggu donasi terkumpul, Tim Reaksi Cepat (TRC) Tagana Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong yang lebih dahulu dikirim ke lokasi bencana, telah melakukan pendataan dan komunikasi terkait dengan kebutuhan mendesak warga.
 
"Kami sudah menerima informasi dari tim kami di sana, bahwa para penyintas sangat membutuhkan logistik, air bersih, perlengkapan tidur, termasuk perlengkapan bayi. Kebutuhan-kebutuhan itu sedang kami penuhi," ucap Zulfinasran.
 
Berdasarkan laporan pihaknya di lokasi bencana, Pemkab Parigi Moutong juga berencana membangun posko dan dapur umum untuk melayani kebutuhan penyintas di wilayah yang menjadi tanggung jawab pihaknya.
 
Relawan Parigi Moutong yang sudah berada di Sulbar, katanya, selain melakukan pendataan penentuan titik posko, juga terlibat dalam operasi SAR, untuk evakuasi korban gempa.

"Kami tidak menurunkan serentak relawan, kemungkinan akan bertahap karena berbagai pertimbangan, salah satunya saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19, lalu kami juga perlu menyiagakan tim di daerah, karena situasi cuaca tidak menentu. Ini bentuk antisipasi," kata Zulfinasran.
 
Data sementara BNPB, gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulbar pada Jumat (15/1) dinihari itu, menelan 46 korban jiwa, 826 orang luka-luka, serta 15 ribu orang lainnya terdampak dan mengungsi. Gempa juga merusak 415 rumah dan sejumlah infrastruktur, termasuk Kantor Gubernur Sulbar yang rusak berat.

Baca juga: KRI Tongkol 813 angkut bantuan logistik untuk korban gempa Sulbar
Baca juga: Pemkab Sigi kirim dana-logistik untuk bantu penyintas gempa Sulbar
Baca juga: BNPB korban meninggal dunia akibat gempa Sulbar sebanyak 46 jiwa

Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021