Jakarta (ANTARA) - Pihak Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan memastikan ketersediaan tahu dan tempe aman usai memantau langsung di pasaran.

Kepala Sudin KPKP Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok di Jakarta, Selasa, menyebutkan, pemantauan ketersediaan tahu dan tempe dilakukan terhadap sejumlah pasar dan swalayan yang ada di wilayah Jakarta Selatan.

"Kita lakukan pemantau sebanyak 20 pasar termasuk swalayan dipastikan stok tempe dan tahu terbilang aman," kata Hasudungan.

Menurut Hasudungan, ketersediaan tahu dan tempe sempat langka karena adanya penghentian produksi yang dilakukan oleh pengrajin tahu dan tempe.

Penghentian ini dikarenakan kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe yang dirasa memberatkan para pengrajin.

Harga kedelai melonjak dari Rp7.200 per kilogram menjadi Rp9.200 per kilogram.

Selain mengganggu ketersediaan tahu dan tempe, juga menyebabkan harga jual penganan hasil fermentasi kedelai itu sempat mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000.

"Sekarang sudah mulai normal tapi memang ada kenaikan harga sedikit. Karena memang bahan bakunya naik untuk tempe tahu," tutur Hasudungan.

Hasudungan menambahkan, temuan di lapangan, ketersediaan tahu dan tempe saat ini sudah mulai stabil.

Hasudungan memastikan akan terus memantau ketersediaan tahu dan tempe di pasaran yang tersebar pada 20 lokasi pasar serta swalayan.

Lokasi yang menjadi pemantauan petugas, yakni Pasar Pondok Labu, Pasar Cipete Selatan, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Cipete Utara, Pasar Mayestik, Pasar Pondok Indah, Pasar Mampang Prapatan, Pasar Warung Buncit, Pasar Pengadegan, Pasar Superindo Duren Tiga, Pasar Carbela, Pasar Rumput, Pasar Tebet Barat, Pasar Tebet Timur, Pasar Minggu, Pasar Lenteng Agung, Transmat Pasar Minggu, Pasar Pesanggrahan, Pasar Timbul, dan Lokbin Bintaro.

"Kita lakukan pemantauan di 20 lokasi ya di 10 kecamatan yang ada. Masing-masing kecamatan dua titik atau dua pasar yang dipantau," tutur Hasudungan.

Hasudungan menambahkan, selain memantau ketersediaan tahu dan tempe, pihaknya juga memastikan stok bahan pangan lainnya aman menjelang Imlek.

Pemantauan dan pemeriksaan dilakukan terhadap ketersediaan ayam dan daging ungkep yang menggunakan bumbu, termasuk cabai rawit berwarna merah.

"Hasil pemeriksaan di laboratorium untuk ayam ungkep yang menggunakan bumbu aman untuk dikonsumsi, termasuk cabai bercat merah tidak ditemukan di pasaran," ujar Hasudungan.

Baca juga: Produsen tempe di Sunter mulai beroperasi setelah mogok produksi
Baca juga: Konsumen keluhkan hilangnya tahu dan tempe di Pasar Induk Kramat Jati
Baca juga: Dilema pedagang tempe tahu di Jakarta

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021