COVID-19 atau corona itu ada
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Peduli COVID-19 kembali menyalurkan bantuan alat kesehatan senilai Rp25 miliar yang diserahkan ke rumah sakit dan klinik NU se-Pulau Jawa, Senin.

"PBNU melalui NU Peduli COVID-19 sejak Maret 2020 melakukan upaya penanganan dan pencegah COVID-19," kata Ketua Pengarah NU Peduli H Andi Najmi Fuaidi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Pelepasan pemberangkatan bantuan dilakukan oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dengan membentangkan bendera NU yang diiringi dengan Shalawat Tibil Qulub.

Pelepasan kali ini adalah gelombang ketiga. Sebelumnya pada 29 November 2020 NU mengirimkan bantuan untuk lima rumah sakit dan 1 Desember bantuan disalurkan bagi 10 rumah sakit.

Ia mengatakan warga NU bergerak cepat melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat-tempat umum di antaranya masjid dan pesantren. Relawan NU juga membagikan bantuan
Alat Pelindung Diri (APD) dan disinfektan. Di bidang penanganan ekonomi, NU Peduli membagikan bahan makanan dan permodalan usaha.

"Nilainya mencapai lebih dari Rp300 miliar," kata Andi Najmi.

Bantuan tersebut berasal dari masyarakat, pihak swasta, Nahdliyin dan secara individu.

"Penanganan COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja, tapi semua pihak harus bekerja sama salah satunya NU," kata dia.

Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan pandemi COVID-19 telah memberikan hikmah untuk lebih peka kepada sesama dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kiai Said mengungkapkan dirinya pernah terkena COVID-19 dan dirawat selama sembilan hari. Pada saat itu ia merasakan batuk, tenggorokan kering dan lelah.

Baca juga: LPBI NU gelar sosialisasi pencegahan COVID-19 di rumah ibadah

Baca juga: Gubernur Bali minta dukungan NU untuk kendalikan COVID-19


Pada kesempatan itu, ia mengutip firman Allah dalam Al Quran bahwa manusia akan diuji dengan kelaparan, kecemasan, penyakit, wabah dan cobaan lainnya. Ujian tersebut harus dihadapi dengan sabar dan tegar.

"Tanda kesabaran ketika ada ujian seberat apa pun mengucapkan Innalillahi waina ilaihi rajiun," katanya.

Ketua Umum PBNU tersebut juga menyayangkan masih ada sebagian masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan bahkan tidak percaya adanya COVID-19.

"COVID-19 atau corona itu ada, korbannya tidak pandang bulu baik itu kiai, pengusaha, orang kaya bahkan dokternya juga jadi korban," ujar dia.

Ia berpesan agar warga Nahdliyyin terutama santri untuk mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker jaga jarak, cuci tangan serta peduli dengan kesehatan lingkungan.

"Mudah-mudahan setelah COVID-19 selesai, ekonomi bangkit lagi. Kita optimis lagi, semangat lagi, UMKM bangkit dan sekolah kembali tatap muka," ujarnya.

Baca juga: PBNU: 234 kiyai dan tokoh NU wafat selama pandemi COVID-19

Baca juga: KH Said Aqil sembuh dari COVID-19

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020