investasi di perdagangan berjangka komoditi telah menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Pelaku industri berjangka komoditi menyambut 2021 optimistis setelah melewati 2020 dengan pecahnya rekor transaksi sepanjang sejarah yang didorong oleh sejumlah faktor internal dan eksternal.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi dan Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (JFX) Paulus Lumintang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Fajar mengatakan, adanya peningkatan transaksi di perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 membuktikan bahwa industri ini cukup tahan terhadap guncangan.

"Kita lihat pertumbuhan ekonomi nasional maupun global di tahun 2020 ini mengalami kontraksi yang cukup tajam. Pencapaian ini tentunya juga membuktikan bahwa investasi di perdagangan berjangka komoditi telah menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat dalam menentukan alternatif dalam berinvestasi," katanya.

Merilis data dari JFX, di tengah pendemi COVID-19 sampai dengan pertengahan Desember 2020 ini, total transaksi tercatat sebesar 9.023.951,21 Lot.


Baca juga: Perdagangan berjangka komoditi tumbuh positif semester I 2020

Pencapaian volume transaksi ini telah memecahkan rekor atas pencapaian transaksi tertinggi dalam sejarah selama 20 tahun beroperasi.

Total volume transaksi tersebut terdiri dari transaksi Multilateral adalah sebanyak 1.617.55 lot dan Bilateral sebesar 7.406.396,21 Lot.

Sebelumnya, rekor transaksi tertinggi di Bursa Berjangka Jakarta terjadi di tahun 2019 dengan volume transaksi sebesar 7,94 juta Lot.

Pencapaian volume transaksi yang terjadi di tahun 2020 ini memberikan optimisme bagi Bursa Berjangka Jakarta dan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik di tahun 2021.

Selain pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mulai tumbuh positif, secara global ekonomi pun mulai bergerak pasca cOVID-19 melanda hampir semua negara di dunia.


Baca juga: JFX berharap Presiden Jokowi dorong keberadaan bursa komoditi

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di 5 persen. Sedangkan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di 6,1 persen.

Stephanus Paulus Lumintang menambahkan, untuk tahun 2021, perusahaan sangat optimistis industri perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun 2020.

"Selain mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ada, Bursa Berjangka Jakarta senantiasa menyiapkan inovasi-inovasi produk berupa kontrak-kontrak baru yang akan memenuhi kebutuhan dan diminati pasar. Untuk tahun 2021, kami mentargetkan volume transaksi bisa mencapai 10 juta lot," katanya.

Dari dalam negeri, kata Stephanus, adanya COVID-19 yang mengharuskan masyarakat melakukan kegiatan dari rumah, turut mendorong kenaikan transaksi ini, karena memang Bursa Berjangka Jakarta menyiapkan berbagai perangkat dan sistem teknologi untuk mendukung transaksi secara online.

Selain itu, faktor global seperti pemilu di AS, harga minyak yang pernah menyentuh minus, harga emas yang bergerak naik dan turun cukup drastis, serta semakin meningkatnya pemahaman dank kepercayaan investor dalam negeri untuk berinvestasi di perdagangan berjangka turut menjadi stimulus atas naiknya transaksi di Bursa Berjangka Jakarta.


Baca juga: Perdagangan Berjangka Komoditas diprediksi tumbuh di tahun politik

Baca juga: Perdagangan berjangka komoditi belum sesuai harapan

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020