Tarakan (ANTARA) - Sebanyak tiga narapidana atau warga binaan Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Tarakan positif COVID-19 dan saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan serta Rumah Sakit Kota Tarakan (RSKT)

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tarakan Devi Ika Indriarti di Tarakan, Minggu, membenarkan adanya tiga warga binaan yang terpapar COVID-19.

Kalapas kelas IIA Tarakan, Yosef Benyamin Yambise mengatakan satu warga binaan yang positif COVID-19 ini dirawat di RSUD Tarakan dan dua warga binaan di RSKT.

"Satu orang yang RSUD Tarakan ada kormobid, sedangankan dua orang di RSKT, OTG (Orang Tanpa Gejala, red)," kata Yosef.

Baca juga: Warga binaan Lapas Pekanbaru positif COVID-19 bertambah jadi 407 orang

Dia menjelaskan bahwa Lapas kelas II Tarakan melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tarakan dalam penanggulangan COVID-19 dengan melakukan rapid tes dan tes usap.

Bila ditemukan ada yang gejala sekaligus reaktif pada warga binaan, pihak Lapas Tarakan langsung melakukan isolasi di kamarnya jadi tidak dibuka untuk bergaul dengan yang lain karena rawan.

"Dugaannya kasus kita, ada banyak kemungkinan karena bisa saja pegawai. Kalau kunjungan tidak ada tapi barang titipan juga masuk, ini juga rawan walaupun kita lewat protokol kesehatan," kata Yosef.

Dia menjelaskan barang yang diantar untuk warga binaan dari keluarga disemprot.

Lapas Tarakan melakukan penekanan ke protokol kesehatan, tapi kemungkinan masih bisa masuk, karena pegawai keluar masuk walaupun dia tidak terkonfirmasi tapi mungkin sudah terpapar atau ada virus atau seperti apa.

"Namun yang jelas sejak dulu kita penguatan di protokol kesehatan, termasuk alur penitipan barang karena barang ini seharian cukup banyak bisa sampai puluhan.

Kunjungan ke Lapas Tarakan tidak ada sama sekali sejak Februari 2020, cuma keluarga antar barang titipan.

Baca juga: Riau waspadai klaster COVID-19 di Lapas karena 357 napi terinfeksi

Yosef menambahkan berbagai upaya dilakukan di Lapas Tarakan untuk penanganan COVID-19, di antaranya pemberian vitamin, olahraga sambil jemur setiap Selasa dan Jumat serta menggunakan masker.

"Kami tidak bisa senam karena padat (lapas), over kapasitas, penghuni sudah 1.081 orang dari daya tampung 400-an orang," kata Kalapas.

Selain itu, masih menerima dari Polres Tarakan dan Polres Malinau, tapi ruangan di Lapas terbatas hanya cukup untuk 10 orang, kalau dipaksakan bisa sampai 15 orang.

Selain penyemprotan ruangan hampir setiap hari dilakukan, karena lebih baik antisipasi.

"Dengan adanya yang positif ini kita berusaha menenangkan warga untuk tidak panik karena kita harus mengadaptasikan kehidupan baru karena COVID ada dimana-mana," kata Yosef.

Langkah - langkah pencegahan dilakukan, dengan tenaga medis kita satu orang selama 24 jam. Serta kerjasama dengan Dinkes Kota Tarakan dan rumah sakit.

"Jadi kalau ada apa-apa langsung komunikasi dirawat di sana (rumah sakit). Keluarga diharapkan tetap tenang, jangan khawatir, kita tetap melakukan pencegahan," kata Yosef.

Baca juga: 28 napi positif COVID-19, Lapas Perempuan Pekanbaru "kewalahan"

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020