Dibandingkan dengan negara-negara yang mayoritas penduduk muslim lain, Indonesia termasuk konsumen produk halal terbesar.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mendorong para pelaku industri untuk kreatif dan inovatif dalam merancang produk-produk halal, khususnya di sektor fesyen dan wisata ramah muslim, yang berpotensi besar untuk diperdagangkan di tingkat global.

"Fesyen atau busana, produk kreatif, rekreasi dan media, serta wisata ramah muslim memerlukan rancangan produk yang inovatif dan berkelas. Tentunya itu merupakan potensi yang sangat besar, yang harus dimanfaatkan peluangnya oleh para perancang produk industri," kata Wapres dalam acara penyerahan Penghargaan Upakarti Tahun 2020 secara virtual dari Jakarta, Kamis.

Selama ini, kata Wapres, sebagian besar pelaku industri halal di Indonesia cenderung mengutamakan produk makanan dan minuman. Padahal, produk halal yang digemari secara global juga mencakup mode busana, industri kreatif, dan wisata halal.

Baca juga: Wapres serahkan Penghargaan Upakarti dan IGDS Tahun 2020

Ma’ruf mengatakan bahwa permintaan terhadap produk-produk halal di pasar global mengalami peningkatan cukup pesat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah.

"The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 memperlihatkan pengeluaran konsumen muslim dunia sebesar 2,2 triliun dolar AS pada tahun 2018. Itu diproyeksikan akan mencapai 3,2 triliun dolar AS pada tahun 2024," katanya.

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, lanjut Wapres, membelanjakan 214 miliar dolar AS untuk produk halal atau setara dengan 10 persen dari pangsa produk halal dunia. Dibandingkan dengan negara-negara yang mayoritas penduduk muslim lain, Indonesia termasuk konsumen produk halal terbesar.

“Untuk itu, saya mengharapkan para perancang dan pelaku industri dapat memanfaatkan peluang domestik maupun global melalui konsep produk baru yang tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi memiliki nilai tambah yang tinggi," kata Wapres.

Baca juga: Wapres: Merger bank syariah diharapkan jadi jangkar ekonomi syariah

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020