Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Para biksu dan umat Buddha menyemayamkan air suci Waisak 2010 di altar utama pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin, ditandai dengan prosesi dan persembahyangan secara khusyuk.

Mereka mengambil air itu dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, Jateng, di kawasan lereng Gunung Sindoro, diletakkan di kendi dan tandu, untuk selajutnya diarak menggunakan mobil bak terbuka dengan pengawalan aparat kepolisian menuju Candi Borobudur.

Rombongan pembawa air tiba di pelataran zona I Candi Borobudur sekitar pukul 14.35 WIB. Puluhan biksu terlihat membawa kendi itu, sedangkan sejumlah kendi lain ditandu oleh beberapa umat, diturunkan dari mobil bak terbuka yang dihias dengan janur dan spanduk.

Mereka berjalan secara khusyuk melewati hamparan karpet berwarna kuning emas menuju altar utama di sebelah barat daya pelataran zona I Candi Borobudur.

Altar utama itu terlihat dihias dengan aneka warna lilin, buah-buahan, rangkaian bunga, dan patung Sang Buddha berwarna kuning emas.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, David Hermanjaya, terlihat menyalakan lilin, sedangkan para biksu meletakkan kendi masing-masing di altar itu.

Ratusan umat Buddha duduk bersila di hamparan karpet tampak memanjatkan doa. Para biksu antara lain berasal dari Sangha Mahayana, Theravada, dan Tantrayana tampak bergantian berdiri di depan altar untuk membacakan doa yang disebut sebagai paritha suci dan sutra.

Langit di atas candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu dan kini menjadi warisan budaya dunia tersebut terlihat cerah.

Para wisatawan nusantara dan mancanegara tampak menyaksikan prosesi penyemayaman air suci Waisak itu.

Wakil Sangha Mahayana Tanah Suci Indonesia yang juga salah seorang pimpinan Wihara Avalokitesvara Jakarta, Suhu Dwi Virya, mengatakan, air suci itu sebagai salah satu sarana puja bakti umat saat merayakan Tri Suci Waisak.

Puncak perayaan Waisak akan jatuh pada Jumat (28/5) ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak 2010 pada pukul 06.07.03 WIB.

Hari Waisak untuk merayakan tiga peristiwa suci bagi umat Buddha yakni kelahiran Sidharta Gautama, pencapaian penerangan sempurna Buddha Gautama, dan mangkat Sang Buddha.

Ia mengatakan, air suci sebagai simbol jalan kehidupan rendah hati umat Buddha.

"Air dalam Buddhis menjadi simbol atas unsur kehidupan, ciri manusia yang rendah hati, tidak sombong supaya tidak hidup menderita. Kesombongan akan mengakibatkan kerugian diri sendiri dan orang lain," katanya.

Menurut rencana para biksu dan umat Buddha akan mengambil api dharma dari sumber api alam di Mrapen, Kabupaten Gorobogan, Jateng, pada Selasa (25/5), untuk selanjutnya di arak menuju pelataran Candi Borobudur. Air suci dan api dharma itu menjadi sarana puja bakti yang utama bagi umat Buddha saat puncak Waisak 2010.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010