Surabaya (ANTARA) - Sejumlah masyarakat di wilayah PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya sudah mulai kembali menggunakan moda transportasi KA, terbukti terjadi tren positif atau peningkatan penumpang KA setiap bulannya, setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.

Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto di Surabaya, Jumat mencatat, dalam kurun tiga bulan terakhir penumpang terus naik, pada September mencapai 293.425 penumpang, Oktober 354.695 penumpang dan untuk November 2020 diprediksi bisa mencapai 370.000 penumpang.

"Oleh karena itu, bagi masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk naik kereta api, karena KAI telah menerapkan berbagai protokol kesehatan secara ketat dan disiplin setiap waktu," katanya.

Sebab, Suprapto menjelaskan, PT KAI mewajibkan pelanggan wajib dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk, demam), suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius.

Untuk penumpang jarak jauh, wajib dengan dibuktikan Surat Bebas COVID-19 (Tes PCR/Rapid Test) yang masih berlaku (14 hari sejak diterbitkan), atau surat keterangan bebas gejala seperti influenza (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter Rumah Sakit/Puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas Tes PCR dan/atau Rapid Test.

"Kami juga terus mengimbau menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket, sebab konsistensi KAI dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kereta api telah diakui," katanya.

Sebelumnya, PT KAI mendapatkan Safe Guard Label SIBV yang mengacu pada parameter yang disusun ahli dan auditor Kantor Pusat BV, international best practices, World Health Organization (WHO), regulasi Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Sementara itu, sebagai upaya peningkatan pelayanan dan penerapan protokol kesehatan, KAI Daop 8 Surabaya juga menyediakan layanan tes cepat atau rapid test seharga Rp85.000 di 5 stasiun, yaitu, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang, Sidoarjo dan Mojokerto,

"Jika dilakukan di Stasiun, masyarakat diimbau untuk melakukan rapid test setidaknya H-1 tanggal keberangkatan. Tujuannya untuk menghindari antrean dan terburu-buru pada hari keberangkatan," katanya.

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020