Ini merupakan kebanggaan tersendiri khususnya baik bagi Aremania, masyarakat Malang dan tentunya Arema FC
Jakarta (ANTARA) - Film "Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2)" akan ditayangkan pada 26 November di bioskop Tanah Air setelah sebagian bioskop mulai kembali beroperasi sembari menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi.

Kehadiran film produksi Paradise Picture yang berkolaborasi dengan Equator Cinema, Kamera Malang, Profil Image Studio, dan Tagarap Digital Creator diharapkan bisa menjadi angin segar bagi para penggemar film Indonesia sekaligus para Aremania yang rindu menyaksikan pertandingan klub kesayangan di stadion.

“Film 'Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2)' menjadi sebuah karya nyata dari konsep kolaborasi yang dilakukan beberapa komunitas serta startup di Malang," kata Vicky Arief, produser "Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2)" dalam konferensi pers daring, Jumat.

Baca juga: Angga Sasongko: Investasi buat industri film Indonesia lebih variatif

Vicky mengatakan kolaborasi ini menunjukkan sebuah eksistensi industri kreatif yang mulai bergerak di Malang. Produksi film ini, melibatkan berbagai macam pemangku kepentingan yang berkontribusi untuk mewujudkan film ini. Melalui "Darah Biru Arema 2", ekosistem industri kreatif pun semakin menguat di Malang.
 
Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2) (HO)


Loyalitas Aremania, pendukung klub sepakbola Arema, adalah salah satu hal yang identik dengan Kota Malang. Menurut Vicky, film ini salah satu kontribusi untuk mendukung tim Arema. Hal senada diutarakan produser Dadang Antoni yang mengatakan film ini adalah sebuah bukti nyata dari kreativitas pendukung serta sineas daerah yang bisa menunjukkan karya berbeda secara nasional.

Cerita film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari tiga pendukung, bagaimana mereka menghadapi tantangan hidup ketika PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) memutuskan untuk membatalkan semua pertandingan. Mereka pun menyadari apa arti Arema bagi mereka.

Baca juga: Reza Rahardian senang produksi film bisa kembali berlanjut

Berangkat dari semangat film "Darah Biru Arema 1" (2014), film ini adalah karya yang tercipta dari semangat lokal, mengusung semangat kebersamaan, dan tetap fokus pada tema kehidupan pendukung terutama Aremania.

“Seiring berjalannya waktu, Arema tidak hanya kemudian menjadi satu identitas tim sepakbola, melainkan tumbuh bergerak menjadi sebuah entitas yang bisa dibanggakan oleh arek-arek Malang itu sendiri," kata sutradara Taufan Agustyan.

Taufan mengatakan cita-citanya adalah mengawal "fanatisme" melalui bahasa-bahasa kebudayaan dengan mengulik kehidupan supporter yang sejatinya penuh dengan kesederhanaan, dan rasa persaudaraan.
 
Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2) (HO)

Baca juga: Lima film Indonesia rekomendasi Tissa Biani yang wajib ditonton

Distribusi film didukung oleh Ideosource Entertainment yang sebelumnya sukses lewat film seperti "Keluarga Cemara", "Gundala", "Bebas" dan "Guru-Guru Gokil".

"Ideosource Entertainment mempunyai misi untuk ikut mendukung perkembangan film daerah dan film komunitas. Kami pun yakin para sineas daerah punya talenta yang nantinya bisa bersaing secara nasional atau pun internasional," ujar CEO Ideosource Entertainment, Andi S Boediman.

Arema FC pun mengapresiasi film ini dan berharap film ini bisa memberikan dukungan positif kepada para Aremania dan para pemain untuk bisa melewati pandemi ini.

“Ini merupakan kebanggaan tersendiri khususnya baik bagi Aremania, masyarakat Malang dan tentunya Arema FC. Jujur, kami sangat tersentuh dengan pesan moral yang ingin disampaikan di film DBA 2 ini. Jadikan ini sebagai bahan perenungan dan refleksi bagaimana dalam kondisi sulit kita harus dipaksa bertahan demi kebanggaan” ungkap media officer Arema FC, Sudarmaji.

Film ini akan didistribusikan di hampir 50 layar bioskop se-Indonesia.

Baca juga: Film animasi "Battle of Surabaya" diputar di festival budaya Argentina

Baca juga: Sineas Indonesia optimistis industri perfilman membaik di 2021

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020