Bengkulu (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSMY) Bengkulu kekurangan ruang isolasi untuk merawat pasien positif COVID-19 setelah dalam dua pekan terakhir angka kasus positif virus corona jenis baru di daerah itu meningkat tajam.

Direktur RSMY Bengkulu Zulkimaulub Ritonga di Bengkulu, Rabu, mengatakan sebanyak 21 ruang isolasi COVID-19 di rumah sakit tersebut saat ini telah penuh diisi pasien positif COVID-19.

Selama ini, kata dia, rata-rata RSMY Bengkulu hanya merawat sekitar 10 sampai 12 pasien positif per hari, namun dalam beberapa pekan terakhir meningkat menjadi 20 hingga 23 pasien per harinya.

"Sekarang penuh, sehingga memang harus melakukan perluasan baik penambahan tempat tidur dan SDM," ucapnya.

Baca juga: Pemprov Bengkulu ubah kontainer bekas jadi laboratorium tes usap

Baca juga: Angka kesembuhan COVID-19 di Bengkulu capai 72,2 persen


Zulki menjelaskan ruang isolasi untuk pasien positif COVID-19 memiliki standar tersendiri yang harus dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang seperti ventilator dan pengaturan sirkulasi udara.

"Kalau ruangan, kita ada banyak. Penuh di lantai satu, kita bisa isi di lantai berikutnya, tetapi itu tadi, sarana pendukungnya kita yang kurang," kata Zulki.

Berdasarkan data yang dirilis Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bengkulu, total kasus positif di daerah itu mencapai 1.440 orang, dan dari jumlah itu sebanyak 344 orang diantaranya terinfeksi selama kurun waktu November 2020.

Selain membutuhkan tambahan ruang isolasi pihak RSMY Bengkulu juga membutuhkan tambahan tenaga kesehatan untuk menangani pasien positif COVID-19.

Sebab, jumlah pasien positif COVID-19 yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang menanganinya.

Selama ini, sebanyak empat orang tenaga kesehatan dalam satu sif jaga bertanggungjawab merawat 12 orang pasien positif. Namun, saat ini empat orang tenaga kesehatan dalam satu sif jaga harus merawat 12 orang pasien positif.

"SDM yang ada saat ini sudah bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya, tentu dari segi kemampuan mereka dan kualitas pelayanan kita harus maklumi," ujarnya.

Menurut Zulki, kekurangan tenaga kesehatan yang khusus merawat pasien positif COVID-19 di ruang isolasi ini tidak bisa ditutupi dengan menugaskan tenaga kesehatan lainnya yang ada di rumah sakit tersebut.

Sebab, tenaga kesehatan yang khusus merawat pasien COVID-19 ini ditentukan berdasarkan kriteria tersendiri salah satunya yaitu usia dan tidak memiliki penyakit.

Menurut Zulki, salah satu opsi untuk membantu meringankan kerja tenaga kesehatan di ruang isolasi COVID-19 yakni dengan merekrut relawan.

"Mau tidak mau kita harus mengambil dari rumah sakit lain atau mengambil relawan yang benar-benar mau membantu proses perawatan di rumah sakit kita," demikian Zulki.*

Baca juga: Hari ini bertambah 60 kasus positif COVID-19 di Bengkulu

Baca juga: Ada karyawan positif, BRI Curup-Bengkulu tetap buka pelayanan

Pewarta: Carminanda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020