Yogyakarta (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih menunggu pembebasan lahan.

"Kami masih menunggu pembebasan tanah. Target kami tiga tahun (pembangunan) selesai," kata Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) Yosianda Radi Wicaksono dalam acara Media Gathering Dalam Mendukung Penyebarluasan Informasi Infrastruktur Kementerian PUPR di Yogyakarta, Selasa.

Yosianda mengatakan infrastruktur pengendali banjir yang membutuhkan total anggaran Rp3,8 triliun itu akan dibangun pada daerah aliran sungai (DAS) Sungai Bogowonto dan Sungai Serang yang mengapit bandara YIA.

Berdasarkan hasil studi, menurut dia, dua sungai itu tidak cukup mampu mengantisipasi siklus banjir 25 tahunan.

Agar mampu mengendalikan potensi banjir, di sisi kanan kiri dua sungai itu akan dibangun tanggul baik dengan timbunan tanah maupun dengan prapet beton dilengkapi dengan kolam retensi di samping badan sungai. Kemudian, kapasitas anak sungai di sekitarnya juga akan ditingkatkan.

Baca juga: Kapasitas Bandara Yogyakarta capai 11 kali dari Adisutjipto


Menurut dia, potensi banjir paling besar dimungkinkan muncul dari Sungai Bogowonto karena muara sungai telah mengalami sedimentasi sehingga diperlukan pengerukan serta pembangunan jeti di muara sungai.

"Kalau untuk Sungai Serang kan sudah dibangun jeti," kata dia.


Baca juga: Ini kelebihan menara ATC Bandara Yogyakarta

Kontrak pembangunan proyek itu sudah ditandatangani pada akhir September 2020.

Meski demikian, saat ini masih dalam penyusun dokumen perencanaan pengadaan lahan karena di sisi Sungai Serang terdapat rencana pembebasan lahan yang terkendala penolakan warga.

"Masih kami susun proses perencanaan pengadaan tanahnya. Ada beberapa perubahan karena ada yang sudah nyata-nyata menolak," kata dia.

Menurut dia, lahan milik warga dalam proyek itu diperkirakan memiliki luas sekitar 10 hektare. Merespons penolakan itu, BBWSO bersama Dinas PU Kulon Progo sepakat mencari lahan lain untuk pembangunan kolam retensi Sungai Serang sebagai upaya antisipasi.

"Tetapi untuk (pembebasan lahan) sekitar Sungai Bogowonto alhamdulillah sosialisasi awal belum ada kendala," kata dia.


Baca juga: Bandara YIA dilengkapi sistem peringatan dini tsunami

Baca juga: Pemerintah bangun 53 rumah warga terdampak pembangunan Bandara YIA

Baca juga: YIA diyakini wujudkan DIY tujuan wisata terkemuka Asia Tenggara

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020