Dan ini belum terjual sama sekali, sehingga beberapa karung yang berisi garam ditumpuk sampai di luar gudang
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, menyatakan sebanyak 14.000 ton garam industri di kabupaten itu belum terjual hingga saat ini akibat tak adanya investor yang mau membeli.

'Saat ini di semua gudang terdapat 14 ribu ton garam yang menumpuk. Dan ini belum terjual sama sekali, sehingga beberapa karung yang berisi garam ditumpuk sampai di luar gudang," kata Pjs Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Selasa.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan potensi garam yang ada di Kabupaten Sabu Raijua yang menurut penilaian beberapa peneliti mampu membantu mengurangi impor garam dari nasional.

Ia mengatakan pemerintah provinsi melalui gubernur NTT Viktor B Laiskodat sudah menghubungi pemerintah pusat dan beberapa investor untuk membeli garam yang di gudang di Sabu Raijua ini.

Tentu saja, kata dia, dia berharap agar hal ini bisa segera terwujud karena dikhawatirkan sampai dengan Desember lagi akan ada panen garam lagi yang jumlahnya bisa mencapai 5.000 ton.

"Kami perkirakan ini kan masih puncak-puncaknya panas. Kami perkirakan sampai Desember nanti akan ada beberapa kali panen lagi dan jumlah yang dipanen bisa mencapai 5.000 ribu ton, sehingga bisa mencapai 19 ribu ton nanti," tutur dia.

Ia mengaku bahwa tentu saja dengan adanya penambahan itu pihaknya akan kesulitan untuk mencari tempat untuk penampungan ribuan ton garam itu, karena sejumlah gudang sudah penuh.

Sehingga ia berharap agar dalam waktu dekat ini ada investor atau pengusaha yang bisa membeli ribu ton garam itu sehingga tak menumpuk lagi di gudang.

Iapun berharap agar pemerintah pusat bisa memberikan perhatian dengan memfasilitasi industri-industri yang menggunakan garam sebagai bahan baku sehingga bisa terjalin kerja sama dengan pemerintah daerah sehingga ada kepastian dalam hal pemasaran ribuan ton garam ini.

Ferdy juga menambahkan pada Agustus lalu juga pemda setempat sudah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi untuk menyampaikan kesigapan distribusi garam untuk memenuhi kebutuhan nasional. 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020