Jakarta (ANTARA) -- Kementerian Sosial bersiap menyambut peringatan Hari Disabilitas Internasional 2020 yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2020 mendatang dengan menyelenggarakan sejumlah rangkaian acara yang akan dimulai pada tanggal 18 November hingga 3 Desember 2020. Dengan mengusung tema 'To Respect, To Fulfill, To Protect, event ini akan disiarkan secara virtual dan serentak di akun Youtube Kemensos, TVRI, dan RRI.  

Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, event HDI tahun ini, pihaknya mengusung tema 'To Respect, To Fulfill, To Protect' yang menyiratkan dorongan untuk seluruh elemen masyarakat agar mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan bagi kaum difabel.

"Event HDI 2020 diharapkan dapat merepresentasikan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan bagi kaum difabel, sebagaimana yang terus Kemensos perjuangkan," ujar Juliari pada acara Persiapan Penyelenggaraan Hari Disabilitas Internasional 2020 yang digelar secara virtual, Selasa.

HDI 2020 akan meliputi enam sub-event besar yakni Disabilities Creative Gallery dan Opening Ceremony & Prescon pada 18 November, Disability Show (Variety Show) pada 2-3 Desember, Disability Creative Award dan Key Opinion Leader Support pada 18 November-3 Desember, dan Closing Ceremony pada 3 Desember.

Salah satu hal keunikan penyelenggaraan HDI tahun ini ialah Disability Show yang menghadirkan pameran virtual 360 derajat sehingga pengunjung seakan-akan merasakan datang langsung ke ruang pameran.

Selain itu, pada sub-event Disability Creative Award terdapat lomba Disability Vlog dan Tiktok Challenge yang para pesertanya berasal dari Balai Rehabilitas Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Disabilitas.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia HDI 2020 Anne Nurfarina mengatakan, kemandirian secara ekonomi pun menjadi kata kunci yang akan terus digaungkan, mengingat bantuan terhadap kaum difabel masih berkutat pada bantuan bersifat sumbangan (charity-based), bukannya berfokus pada pembangunan hak asasi manusianya (human right based).

"Akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang layak bagi para kaum difabel harus dibuka seluas-luasnya sehingga mereka dapat sepenuhnya menghidupi, tak sekedar mengurus, diri mereka sendiri," tutur wanita yang juga pendiri Art Therapy Widyatama dan Dosen Desain Komunikasi Visual di Universitas Multimedia Nasional ini.

Lebih lanjut, Anne mengungkapkan bahwa event ini pun akan menjadi saksi dari penandatanganan nota kesepahaman antara pihak industri, yang direpresentasikan oleh Lintas Sinergi Jabarindo dan Creative Business of Difabel Community (CIDCO) dan Art Therapy Center Widyatama.

"Kesepakatan ini memungkinkan dibangunnya peluang kerja bagi penyandang disabilitas mental atau intelektual sebagai tenaga kerja formal dengan upah yang setara dengan UMR. Nantinya, momen ini akan disiarkan secara taping pada puncak acara yakni 3 Desember," pungkasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020