Jakarta (ANTARA) - Respons publik terhadap iPhone 12 dan 12 Pro menurut analis TF Securities Ming-Chi Kuo disebut mengungguli iPhone 11, meski pun baru dibuka pada 16 Oktober lalu.

"Pra-pemesanan iPhone 12 mengalahkan dugaan kami karena preferensi penggemar berat Apple terhadap model high-end, permintaan kuat di pasar China dan permintaan puncak musim yang akan datang di Amerika Serikat dan Eropa," kata Kuo dalam catatan untuk investor, dikutip dari Apple Insider, Selasa.

Kuo, yang dijuluki ahli Apple, memperkirakan pra-pemesanan iPhone 12 dan iPhone 12 Pro sekitar 7-9 juta unit. Padahal, belum semua model iPhone terbaru bisa dipesan, masih ada iPhone 12 Mini dan Pro Max untuk November mendatang.

Kuo dalam surat tersebut menulis bahwa permintaan iPhone 12 dan Pro hampir menyamai seluruh pemesanan lini iPhone 11 tahun lalu, yang terjual sekitar 9-12 juta unit pada pekan peluncuran.

iPhone 12 dan Pro diperkirakan akan menyumbang 30-35 persen pengiriman pada kuartal terakhir 2020. Kuo justru sangsi Mini dan Pro Max bisa dipesan sebanyak iPhone 12 dan Pro, salah satunya karena iPhone 12 Mini tidak memiliki slot ganda untuk kartu SIM.

iPhone 12 Mini disebut tidak begitu populer di China karena slot kartu SIM dan layar kecil. Pasar China lebih menyukai iPhone 12 Pro.

Baca juga: Mengenal LiDar, sensor kamera di iPhone 12 Pro

Baca juga: iPhone 12 dan Mini dikenakan biaya tambahan di AS

Baca juga: iPhone 12 Mini, alternatif ponsel kecil yang "besar"

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020