proyek pipa minyak Rokan termasuk proyek strategis yang penuh risiko dan berbiaya besar
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendorong perekonomian daerah agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi pembiayaan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional pipa minyak Rokan.

Dalam pembangunan pipa transmisi minyak Rokan tersebut, PGN menargetkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan wilayah. Dikarenakan pembangunan proyek strategis nasional ini melibatkan lebih dari 60 persen scope konstruksi dan tenaga kerja lokal.

“Dengan pembangunan yang melibatkan sumber daya lokal, maka diharapkan multiplier effect-nya mampu berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kapasitas SDM dan transfer knowledge di daerah,” ujar Direktur Utama PGN Suko Hartono, dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Suko, pemberdayaan pengusaha dan tenaga kerja lokal juga turut menunjang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat di masa krisis. Dari transfer knowledge yang nanti terjadi, dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan SDM khususnya pada aspek pemahaman teknologi dan komersial dalam pembangunan pipa minyak Rokan.

“Pembangunan proyek pipa minyak Rokan termasuk proyek strategis yang penuh risiko dan berbiaya besar, sehingga dibutuhkan peningkatan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersial. Dua aspek ini menjadi patokan utama, agar hasilnya dapat optimal dan memberikan manfaat yang luas,” imbuh Suko.

Melalui PT Pertagas sebagai pelaksana pembangunan, telah dilakukan kerja sama dalam pengadaan material pipa baja untuk pipa minyak Rokan dengan PT Krakatau Steel. Dari kerja sama ini ditargetkan dapat menekan biaya pengadaan material sebesar 16 persen dan memberikan nilai lebih bagi industri baja dalam negeri karena menjadi upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

“Pada prinsipnya pembangunan pipa minyak Rokan ini menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. Dengan nilai Capex 300 juta dolar AS, optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar 150 juta dolar atau sekitar Rp2,1 triliun, karena nilai alokasi Capex pada awalnya sebesar 450 juta dolar,” ungkap Suko.

Proyek ini dibangun untuk menjaga ketahanan produksi energi setelah alih kelola Blok Rokan Hulu dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 2021 mendatang.

“PGN grup sebagai subholding gas Pertamina berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bagi pemenuhan energi nasional. Dengan kompetensi kami dalam pengembangan infrastruktur migas dan penyaluran energi baik gas bumi ke seluruh sektor, kami berupaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi seluruh mata rantai penyaluran energi. Selain itu dalam pelaksanaan operasi investasi selalu ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional, terlebih lagi di masa yang sangat menantang saat ini dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi,” tutup Suko.

Baca juga: PGN komitmen selesaikan pipa minyak Rokan sesuai target
Baca juga: PGN: Pembangunan pipa minyak Blok Rokan perkuat portofolio perseroan
Baca juga: PGN mulai bangun pipa minyak Blok Rokan

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020