Jakarta (ANTARA) - Indonesia dikenal memiliki ragam makanan tradisional dari berbagai daerah dengan keunikannya masing-masing yang tak kalah dengan kuliner mancanegara.

Menurut Dede Rina selaku Project Manager Peduli Pangan, saat ini kepopuleran makanan tradisional secara perlahan mulai mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Salah satu faktornya adalah munculnya beragam inovasi dalam pengolahan makanan tradisional yang jauh lebih modern.

"Makanan tradisional dulu diolah biasa. Sekarang sudah banyak produk makanan jadi tren yang awalnya berasal dari pangan yang ada di desa," kata Dede Rina dalam diskusi virtual bertajuk "Peduli Pangan Series – World Food Day 2020: Get To Know Local and Traditional Food", Jumat.

Di acara yang diselenggarakan dalam rangka Hari Pangan Sedunia itu, Dede Rina juga mengatakan bahwa saat ini semakin banyak anak muda yang tertarik untuk mengolah makanan tradisional yang sempat dilupakan sehingga kembali digemari oleh masyarakat terutama kaum milenial.

Dia mencontohkan salah satunya adalah Bandros yang merupakan makanan tradisional dari Jawa Barat yang kini memiliki beragam macam pilihan rasa berkat pengolahan yang modern.

"Banyak sekali bahan makanan tradisional yang sekarang di upgrade menjadi makanan yang lebih jadi produk yang lebih milenial. Artinya dibuat jadi produk yang lebih tren lagi," ujar Dede Rina.

Dede Rina mengatakan bahwa kehadiran makanan tradisional dengan olahan modern menjadi sesuatu yang positif dan memiliki dampak besar terutama untuk mendukung petani lokal dan komunitas pangan lokal untuk menggerakkan roda perekonomian.

"Produk makanan tradisional ini harus dilestarikan oleh kita," imbuhnya.

Baca juga: Hari Pangan Sedunia, peran penting perempuan untuk ketahanan pangan

Baca juga: Gerakan Peduli Pangan gunakan bahan petani lokal bantu masyarakat

Baca juga: Masakan tradisional Indonesia berpotensi sebagai kuliner internasional

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020