Manila (ANTARA) - Perusahaan farmasi Sinovac Biotech dapat memulai uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 buatannya di Filipina secepatnya November, menurut otoritas terkait pada Kamis, setelah menghalangi tahap awal proses skrining negara tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) diperkirakan akan menerima permohonan resmi dari produsen obat asal China tersebut dalam dua pekan dan regulator akan memutuskan setelah melakukan evaluasi, demikian kepala FDA Rolando Enrique Domingo.

Domingo mengatakan kepada wartawan bahwa uji klinis November "bisa-bisa saja".

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Rabu kembali menegaskan bahwa ia lebih suka negaranya mendapatkan vaksin COVID-19 dari China atau Rusia.

Duterte juga mengatakan dirinya ingin seluruh warga menerima vaksinasi. Presiden sebelumnya mengumumkan tidak akan membuka kembali sekolah sampai vaksin tersedia.

Juru bicara Sinocav memastikan bahwa bahan-bahan yang diperlukan telah disediakan untuk Filipina dengan harapan dapat memulai uji klinis Tahap 3, tanpa menyebutkan kapan waktunya.

Jaime Montoya, anggota dari panel ahli aplikasi skrining untuk uji klinis dan pengobatan, mengatakan kepada Reuters bahwa evaluasi teknis Sinovac telah rampung dan hasilnya sudah diajukan kepada dewan etik untuk ditinjau.

Filipina juga sedang mengevaluasi vaksin COVID-19 milik Institut Riset Gamaleya Rusia dan uji klinis tahap akhir Janssen dari Johnson & Johnson serta sedang dalam pembicaraan dengan produsen obat AS Pfizer dan Moderna sebagai calon pemasok.

Negara Asia Tenggara itu mencatat total 346.536 kasus COVID-19, tertinggi di kawasan, dengan 6.449 kematian.

Sumber: Reuters
​​​​​​​Baca juga: Filipina prioritaskan vaksin COVID-19 Rusia, China ketimbang Barat
Baca juga: Filipina mulai uji klinis vaksin COVID-19 Rusia pada Oktober
Baca juga: Ilmuwan Filipina akan bahas partisipasi dalam uji klinis vaksin Rusia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020