Hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI mengalami perbaikan, dengan indeks tertinggi pada komponen volume persediaan barang jadi
Jakarta (ANTARA) - Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan III 2020 terindikasi membaik meski masih dalam fase kontraksi, tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 44,91 persen, naik dari 28,55 persen pada triwulan II 2020, meski masih di bawah 52,04 persen pada triwulan III 2019.

"Perbaikan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada volume pesanan barang input sejalan dengan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang mendorong permintaan dan kemudahan distribusi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam info terbarunya di Jakarta, Rabu.

Secara sektoral, kata dia, seluruh subsektor mencatat perbaikan pada triwulan III 2020, dengan indeks PMI-BI tertinggi pada subsektor semen dan barang galian non-logam, diikuti subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau.

Baca juga: BI: Kinerja industri pengolahan triwulan II-2020 anjlok

Pada triwulan IV 2020 kinerja sektor industri pengolahan diprakirakan makin membaik walaupun masih dalam fase kontraksi.

PMI-BI pada triwulan IV 2020 diprakirakan sebesar 47,16 persen, meningkat dari 44,91 persen pada triwulan III 2020.

"Hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI mengalami perbaikan, dengan indeks tertinggi pada komponen volume persediaan barang jadi," katanya.

Baca juga: BI: Kinerja industri pengolahan triwulan I-2020 turun

Prompt Manufacturing Index–Bank Indonesia (PMI-BI) adalah sebuah indikator yang menyediakan gambaran umum mengenai kondisi sektor industri pengolahan saat ini dan perkiraan triwulan mendatang.

Index diperoleh dari sekitar 900 perusahaan dengan skala usaha menengah hingga besar pada sektor industri pengolahan di 44 provinsi di Indonesia.

Baca juga: Kemenperin: Ekspor industri pengolahan naik 7 persen, bahkan surplus


 

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020