Jakarta (ANTARA) - JK Rowling hari ini baru saja merilis buku baru berjudul "Troubled Blood", novel tentang pembunuh berantai yang berpakaian seperti perempuan saat dia melakukan teror pembunuhannya.

Sehari sebelum novel itu resmi diluncurkan, Twitter ramai dengan tagar #RIPJKRowling di mana banyak netizen di Twitter menganggap Rowling resmi "tamat" kariernya dengan dirilisnya buku itu.

"Dalam kenangan JK Rowling. Dia tidak mati tapi dia sudah membunuh kariernya sendiri dengan membenci orang-orang trans dan tak akan ada yang kangen dia juga," cuit salah satu pengguna Twitter.

Setelah sebelumnya Rowling dihujat soal komentarnya terkait komunitas trans, kini dia kembali dihujat gara-gara karya terbarunya itu.

"Troubled Blood" mengikuti kisah seorang detektif swasta, Cormoran Strike yang menginvestigasi pembunuh berantai cisgender pria yang pakai pakaian perempuan untuk membunuh para korban perempuan.

Menggunakan nama samaran Robert Galbraith, ini jadi buku kelima serial kisah sang detektif Cormoran Strike.

Baca juga: "Harry Potter and the Sorcerer's Stone" capai 1 miliar dolar

Baca juga: Situs penggemar Harry Potter jauhi JK Rowling terkait transgender


Di buku kedua yang berjudul "The Silkworm", Rowling menggambarkan salah seorang karakter trans sebagai sosok yang "tak stabil dan agresif".

Dalam sebuah ulasan di The Telegraph disebutkan buku diberi nilai tiga bintang dari lima bintang.

"Inti cerita di buku ini adalah investigasi soal kasus tak terpecahkan hilangnya dokter Margot Bamborough pada tahun 1974 yang jadi korban pembunuh berantai Dennis Creed, seorang transvetif (orang yang gemar pakai baju yang didesain untuk lawan jenis).

Orang bertanya-tanya apakah sikap Rowling pada isu-isu trans akan membuat sebuah buku punya pesan moral: jangan pernah percaya seorang pria yang pakai gaun."

Pada bulan Juni, Rowling membela diri soal komentar kontroversial dia terkait transfobia di masa lalu dalam esai panjang, yang juga mengungkapkan bahwa dia diserang secara seksual sebagai seorang wanita muda.

"Saya khawatir tentang ledakan besar pada wanita muda yang ingin transisi dan juga tentang meningkatnya jumlah yang tampaknya detransisi (kembali ke jenis kelamin asli mereka), karena mereka menyesal mengambil langkah-langkah yang, dalam beberapa kasus, mengubah tubuh mereka tidak dapat ditarik kembali, dan mengambil kesuburan mereka," tulisnya.

Dia dan 100 penulis dan cendekiawan lainnya juga menulis sebuah esai yang menyerukan berakhirnya budaya "cancel" batal, mengutip "intoleransi terhadap pandangan yang berlawanan," pada bulan Juli.

Baca juga: Daniel Radcliffe sebut "transpuan juga perempuan"

Baca juga: JK Rowling ungkap perilisan buku baru: "The Ickabog"

 

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020