Jakarta (ANTARA) - Film Netflix Original dari Indonesia yang kedua berjudul "Guru-Guru Gokil" telah tayang sejak 17 Agustus. Walaupun Pak Taat dan teman-temannya telah membuat penonton tertawa terbahak-bahak dengan kelakuan mereka yang kocak dan terkadang ceroboh, ada banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari beragam karakter para guru di film ini, seperti dikutip dari siaran resmi Netflix, Selasa.

Jangan takut memperbaiki yang salah
 
Guru-Guru Gokil (HO/Netflix)


Taat (Gading Marten) merupakan sosok guru yang tidak biasa. Dia tidak suka dengan guru, namun suatu keadaan memaksanya untuk mengambil pekerjaan sebagai guru. Pelan-pelan Taat pun bisa melihat arti guru sebenarnya dan jatuh cinta dengan profesi ini. Perjalanan Taat di film ini memperlihatkan bahwa seseorang bisa saja melakukan kesalahan, akan tetapi yang terpenting adalah berani mengakui kesalahan tersebut dan berjuang melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.

Baca juga: Main di "Guru Guru Gokil", Gading Marten semakin hargai peran guru

Belajar multitasking agar bisa bersinar dalam pekerjaan

Sebagai salah satu guru terbaik di SMA Gunung Asri, Rahayu (Faradina Mufti) sangat menganggap serius pekerjaannya dan rela melakukan apa pun untuk membantu sekolahnya beroperasi. Tidak hanya menjadi guru matematika, Rahayu juga menjabat sebagai kepala tata usaha, penjaga perpustakaan, dan pengurus gaji guru. Jika Anda juga ingin bersinar di pekerjaan, beranikan diri untuk selalu mencoba sesuatu yang baru--tetapi tentunya Anda juga perlu belajar multitasking dan tahu batas Anda sendiri agar tidak menjadi beban.

Baca juga: Cerita guru-guru SMA 71 soal Gading Marten semasa sekolah

Kebaikan selalu berbuah kebahagiaan
 
Guru-Guru Gokil (HO/Netflix)


Manul (Boris Bokir) adalah orang yang selalu segan, pemalu, dan mudah ditipu, sehingga membuat murid-muridnya suka mengerjai dirinya dan susah untuk mendengarkannya ketika di kelas. Namun di balik itu semua, Manul merupakan laki-laki yang baik hati, dapat dipercaya, dan tidak ragu untuk menolong orang. Hal inilah yang membuatnya menemukan sahabat baru pada Taat, serta memenangkan hati wanita idamannya. Pelajaran yang bisa didapat dari Manul adalah kebaikan yang dibagi kepada seseorang akan selalu dikembalikan berupa kebahagiaan yang tak diduga-duga.

Belajar beradaptasi ketika menghadapi kesulitan

Nirmala (Dian Sastrowardoyo) adalah sosok yang cenderung pelupa dan sulit untuk fokus pada suatu hal. Namun ketika dibutuhkan, Nirmala bisa berubah menjadi sosok yang diandalkan oleh teman-temannya. Lihat saja bagaimana Nirmala membantu kawan-kawannya melarikan diri dengan keluar dari karakternya yang biasa dan memberanikan diri menghalau sang penjahat. Kita juga perlu belajar beradaptasi ketika menghadapi kesulitan agar bisa mencari solusi dari perspektif yang berbeda.

Baca juga: Persamaan produser dan ahli kimia menurut Dian Sastrowardoyo

Jangan cintai pekerjaan lebih dari keluarga

Taat tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya yang seorang guru karena ia merasa ayahnya lebih mencintai murid-muridnya dibandingkan anaknya sendiri. Jangan pernah biarkan keluarga Anda merasa dinomorduakan karena pekerjaan. Coba bagi waktu dengan baik antara keluarga dan pekerjaan agar keharmonisan tetap terjaga.

Kesan pertama bukanlah segalanya

Hal penting lainnya yang bisa diambil dari film ini adalah kesan pertama bisa menipu. Lihat saja Indah (Asri Welas), sang kepala sekolah yang periang ternyata memiliki rahasia gelap yang merugikan banyak orang. Contoh lainnya juga bisa dilihat pada Gagah (Ibnu Jamil), sang guru olah raga yang ternyata tidak segagah nama dan penampilannya. Karakter asli seseorang dapat keluar ketika menghadapi sebuah situasi yang sulit, sehingga jangan pernah tertipu oleh kesan pertama mereka.

Baca juga: Guruh Soekarnoputra, sosok "guru gokil"-nya Asri Welas

Baca juga: Mata pelajaran pilihan Ibnu Jamil jika menjadi guru

Baca juga: Pelajaran hidup "Guru Guru Gokil" untuk Faradina Mufti

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020