Kami bersyukur daya adopsi yang diterima masyarakat di Desa Selopamioro sangat luar biasa, kami memberi bantuan terkait dengan pengadaan sumur bor, analisis geolistrik, penciptaan model embung yang dilapisi geomembran.
Bantul (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian membantu mengimplementasikan paket teknologi panen air dan sistem irigasi hemat air kepada petani bawang merah di Dusun Nawungan, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami bersyukur daya adopsi yang diterima masyarakat di Desa Selopamioro sangat luar biasa, kami memberi bantuan terkait dengan pengadaan sumur bor, analisis geolistrik, penciptaan model embung yang dilapisi geomembran," kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Haris Syahbuddin di Bantul, Rabu.

Pernyataan itu disampaikan Haris saat memberikan sambutan pada kegiatan Gerakan Tanam Bawang Merah dan Aksi Iklim Melalui Panen Hujan dan Irigasi Hemat Air Untuk Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Kering dan Sawah Tadah Hujan di Dusun Nawungan, Bantul.

Baca juga: Balitbangtan terus berinovasi hasilkan produk olahan pangan sehat

Menurut dia, paket teknologi panen air dan irigasi hemat air yang kemudian ditampung dalam embung mini berlapis geomembran itu agar air tidak mudah hilang menyerap di dalam tanah seperti halnya pada embung dengan permukaan tanah dan batuan pada dinding embung.

"Jadi kalau embung dilapisi dengan batuan dan di bawah masih tanah, air akan hilang, ini akan menyulitkan petani dan biaya lumayan besar, kalau harus mengisi ulang air di 527 embung tanpa lapisan geomembran. Jadi kami menunjukkan kepada kelompok tani bagaimana teknologinya," katanya.

Dia mengatakan langkah berikutnya adalah menghemat air untuk irigasi, karena menghemat air itu penting mengingat air menjadi barang yang sangat langka di lahan kering dan tadah hujan seperti di daerah pegunungan yang ada di wilayah Nawungan Desa Selopamioro.

"Ini yang perlu juga dilakukan oleh para kelompok tani untuk selalu menghemat air, dalam rangka menperluas areal tanam, karena kalau air sudah bisa dihemat, tampungan air di embung masih banyak, otomatis petani akan memperluas areal tanam," katanya.

Baca juga: Balitbangtan kembangkan irigasi cerdas berbasis IoT

Apalagi, lanjut Haris, di wilayah Nawungan, Desa Selopamioro, ini akan ada perluasan tanaman bawang merah seluas 25 hektare di lahan kering dari yang sudah dikembangkan seluas 90 hektare saat ini, sehingga semangat dan dukungan dari pemerintah daerah perlu diupayakan untuk peningkatan produksi pertanian.

"Ini semangat luar biasa, dan kesadaran petani untuk memahami pentingnya jalan usaha tani perlu terus didorong, memang butuh suatu pengorbanan, namun mudah-mudahan dengan bantuan dari pemerintah terkait jalan usaha tani itu bisa dirasakan manfaatnya," katanya
​​​​​.
Teknologi hemat air pengembangan Balitbangtan Kementan diaplikasikan di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Baca juga: Kementerian PUPR bangun tujuh proyek irigasi strategis

Dia juga mengatakan tanpa ada inovasi dan teknologi dalam budidaya pertanian, para petani dan stakeholder pemerintah tidak mungkin bisa meningkatkan produksi, meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan ekonomi.

"Jadi kita memang harus mendekatkan diri kepada inovasi teknologi, dan kami dari Balitbangtan Kementan atas pesan Pak Menteri diminta untuk turun ke lapangan guna membantu petani implementasikan inovasi dan teknologi," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020