akan ada tim yang evaluasi terkait persiapan protokol kesehatan
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta para santri, ustadz serta orang-orang yang beraktivitas di pondok pesantren untuk melakukan rapid test COVID-19 terlebih dahulu sebelum kembali ke pondok.

"Jadi, nanti semuanya harus di rapid test dulu, semuanya tanpa terkecuali, kita sediakan gratis nanti, kita fasilitasi. Bahkan kalau perlu, orang tua santri yang mengantar ke pondok juga harus dites," kata Wali Kota Risma saat menerima kunjungan dari jajaran Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya di Balai Kota Surabaya, Kamis.

Menurut dia, jika nanti ditemukan ada yang reaktif ketika tes cepat, maka akan dites swab dan akan diisolasi dulu sembari menunggu hasil tes swabnya. Kemudian, jika santri itu sudah negatif atau sudah sembuh, maka akan dikembalikan lagi ke pondok pesantren.

"Kalau imunnya kuat, mungkin tidak lama kok ustadz isolasinya, nanti kami tes lagi. Nah, jika sudah negatif, kami akan kirim lagi pesantren," katanya.

Selain itu, Risma juga meminta mereka untuk memperketat protokol kesehatannya, baik jalan masuk dan keluarnya santri, penyediaan fasilitas cuci tangan, bilik sterilisasi, serta kamar mandinya harus selalu bersih dan steril.

Baca juga: BNPB bantu satu unit mesin PCR untuk penanganan COVID-19 di Surabaya

Baca juga: Surabaya jadikan dua pondok pesantren percontohan "ponpes tangguh"


Bahkan, Wali Kota Risma siap membantu mereka wastafel dan bilik sterilisasi. "Insyallah nanti akan kami bantu lagi," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga meminta mereka untuk mengurangi jam masuknya, tidak boleh sama dengan jam masuk sebelum pandemi. Ia juga tak lupa menganjurkan untuk tidak menggunakan AC di ruangan, karena hal itu bisa berpotensi menularkan virus baru ini.

"Jadi, tolong semua protokol kesehatan yang sudah disiapkan nanti diserahkan kepada kami, nanti akan ada tim yang evaluasi ke sana terkait persiapan protokol kesehatan ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya Syamsuddin mengatakan santri di pondok pesantren tersebut sangat banyak sekitar 2.250 orang. Makanya, ia menilai perlu untuk meminta saran dan masukan serta bantuan dari Wali Kota Risma karena para santri itu akan segera kembali ke pondok.

"Jadi, kami meminta dukungan dari bu wali kota terkait santri yang boarding atau yang mondok ini, karena mereka itu terdiri dari SMP dan SMA serta mahasiswa," kata Syamsuddin.

Ia bersama pengurus pondok lainnya akhirnya bisa bernafas lega setelah Risma menyetujui dan mengizinkan mereka untuk mengaktifkan kembali pondoknya. Bahkan, Risma juga sudah siap untuk memberikan fasilitas rapid test kepada semuanya, sehingga mereka semakin senang dan bersyukur.

Oleh karena itu, berdasarkan diskusi dengan Wali Kota Risma, maka rapid test akan dilakukan pada saat kembalinya para santri yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama santri itu akan kembali pada 2 Agustus 2020, tahap kedua pada 3 Agustus 2020 dan tahap ketiga pada 16 Agustus 2020.

Baca juga: 19 santri Ponpes Gontor sembuh dari corona

Baca juga: Gugus Tugas Jatim distribusikan alat kesehatan ke ratusan pesantren

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020