Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan meresmikan rumah sakit darurat COVID-19 bertepatan dengan HUT ke-75 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang.

Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah saat melakukan inspeksi pembangunan Rumah Sakit (RS) Darurat COVID-19 yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir itu berharap pembangunan segera rampung, sehingga dapat diresmikan sesuai rencana pada tanggal 17 Agustus 2020.

"Perkembangan pembangunan gedung Trauma Center yang akan digunakan sebagai RS Darurat tersebut berjalan sangat baik," ujarnya di Mataram, Rabu.

Baca juga: Kasus baru positif COVID-19 NTB bertambah 40 orang

Rohmi mengatakan saat ini sejumlah rumah sakit di NTB yang menangani pasien COVID-19 sudah mulai penuh dengan perawatan pasien COVID-19,dan sejumlah alat kesehatan seperti ventilator dan lainnya juga menjadi sangat terbatas.

"Dengan adanya RS penanggulangan COVID-19 diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan tentunya kesembuhan bagi pasien," kata Wagub.

Wagub berharap dengan adanya penambahan Rumah Sakit Darurat COVID-19 dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi pasien yang terinfeksi COVID-19.

"Ke depan, pasien COVID-19 yang dirujuk di RSUD NTB ini, tidak lagi dirawat di gedung yang sama bersama dengan pasien umum. Tapi gedungnya terpisah," ujarnya.

Selain itu, dengan adanya RS COVID-19 ini masyarakat jangan sampai terlena. Justru masyarakat harus terus meningkatkan kedisiplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan adaptasi kebiasaan baru, maka prosedur harus lebih diperketat.

"Kita jangan lengah, mentang-mentang sudah punya RS COVID-19. Justru disiplin protokol COVID-19 makin tinggi," katanya.

Baca juga: ACT siap distribusikan hewan kurban ke seluruh NTB

Sementara Direktur Utama RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri menjelaskan RS Darurat COVID-19 ini awalnya direncanakan untuk membangun Instalasi Gawat Darurat (IGD) Trauma Center khusus MotorGP 2021. Namun, karena adanya pandemi COVID-19, pembangunan gedung ini dipercepat untuk menampung pasien yang terus bertambah.

Hamzi menambahkan dari perencanaannya gedung ini akan memiliki lantai enam. Namun, untuk sementara dibangun lantai dua. Meski demikian, konstruksi tetap dipersiapkan untuk enam lantai sebagai pengembangan ke depannya.

Untuk daya tampung, lanjutnya, gedung Trauma Center ini mampu menampung 69 pasien. Lantai satu ada 32 tempat tidur dipersiapkan untuk IGD penanganan dan perawatan pasien yang memiliki diagnosa dan gejala COVID-19. Sedangkan lantai dua ada 37 tempat tidur, sebagai ruang tindakan yang dipersiapkan untuk merawat pasien yang telah diagnosa positif COVID-19.

"Lantai dua juga dipersiapkan untuk ruang terbuka menjalani aktivitas olahraga dan berjemur," jelasnya.

Dengan demikian, ruang di RSUD NTB yang selama ini digunakan untuk ruang isolasi hampir 70 persen telah dialihfungsikan untuk merawat atau ruang isolasi COVID-19, dapat kembali dipergunakan untuk menangani pasien reguler.

"Pembangunan RS ini sudah memenuhi standar WHO," ucapnya.

Baca juga: Menkopolhukam dijadwalkan tinjau penanganan COVID-19 NTB

Baca juga: Masih zona merah, jadwal masuk sekolah di Mataram-NTB belum pasti


Sedangkan untuk tenaga kesehatan, sudah dipersiapkan khusus untuk pelayanan di RS Darurat COVID-19, sekitar 125 orang yang sudah di rekrut. "Mereka dilatih dan diberikan pendidikan khusus," katanya.

Dalam inspeksi tersebut Wakil Gubernur NTB didampingi Assisten II Setda NTB Ridwan Syah dan Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB, H Syahdan.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020